Home Berita Horor Banget! Saudaraku Hilang Misterius di Warung Wisata Tangsel

Horor Banget! Saudaraku Hilang Misterius di Warung Wisata Tangsel

0
Horor tangsel
Foto : ilustrasi

Teringat sebuah kisah pada tahun 2018 lalu, saya bersama saudara sedang mengunjungi salah satu tempat wisata yang berada di daerah Tangerang Selatan.

Perkenalkan nama saya Fauzi akrab disapa Oji dan aktif sebagai salah satu anak komunitas, Kamis (19/10/2023).

Baca juga : Horor! Driver Ojol Antar Penumpang Tujuan Kranggan Setu, Ternyata Kaki dan Badannya…

Berawal saat saya bersama saudara mengunjungi salah satu tempat wisata yang berada di Tangsel. Kebetulan tempat tersebut tidak jauh dari situ atau danau buatan.

Kala itu waktu masih menunjukan pukul 19.00 WIB. Dimana saya dan saudara masih asik bercengkrama disalah satu gubuk dengan pemandangan alam.

Walaupun ditempat tersebut merupakan tempat wisata buatan, namun rasanya sedikit berbeda suasana hari itu.

Baca juga : Horor! Cerita Satpam De Latinos BSD, Ada Kepala Gelinding ke Pos Jaga

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 22.00 WIB, dan kami pun berencana untuk pulang kerumah masing-masing. Namun saat hendak berkemas tiba-tiba perut terasa lapar.

“Saat mau pulang tiba-tiba perut rasanya lapar, jadi kita memutuskan untuk mencari warung di sekitar tempat tersebut,” kata Oji.

Terlihat ada sebuah warung dari kejauhan sekitar 50 meter dari tempat kami. Tak berfikir lama kita pun segera menuju warung tersebut.

Namun saat kita mau menuju warung tersebut, tak biasanya terdengar suara burung yang begitu keras, seperti suara burung gagak persis seperti di film-film.

Baca juga : PT KAI Ubah Kesan Horor TPU Goclong di Tanah Tinggi

“Karna udah lapar, kita masa bodo dengan suara-suara kaya gitu,” ungkapnya.

Tibalah kita ke warung yang kita tuju, ternyata warung tersebut masih buka dan berbagai macam makanan juga ada di warung tersebut.

Hanya saja saat itu kita belum ketemu dengan pemilik warungnya. Sambil kita memanggil si pemilik warung tiba-tiba terdengar ada yang seperti sedang mencuci piring di belakang warung.

“Saya kebelakang warung karena terdengar suara kaya ada yang lagi cuci piring, tapi saat saya kebelakang warung ko sepi,” ungkapnya.

Hal ane mulai terjadi saat saya kembali ke depan warung, dimana saudara saya tiba-tiba terdiam tak seperti biasanya. Saya ajak bicara pun dia hanya mengangguk.

“Perasaan saya mulai aneh liat saudara saya diem begitu dengan tatapan kosong,” katanya.

Sambil menunggu si pemilik warung saya pun makan makanan yang ada di warung tersebut, dengan harapan saat pemilik warung kembali kita tinggal membayar apa yang kita makan.

30 menit berlalu, namun pemilik warung tidak muncul-muncul. Saya hanya berfikir positif aja, mungkin pilik warung sedang keluar untuk membeli sesuatu.

Malam itu yang saya fikirkan adalah saudara saya yang tiba-tiba terdiam, namun kali ini ia sudah mulai bisa diajak komunikasi kembali.

Kami pun kembali bercanda seperti biasa sambil menyantap gorengan yang masih hangat. Namun tiba-tiba dari balik warung terdengar seperti ada orang yang batuk-batuk.

“Karena penasran akhirnya saya kembali kebelakang warung untuk memastikan apakah ada orang disana,” ucapnya.

Saat sampai di belakang warung saya terkejut ternyata ada sosok ibu-ibu tua yang sedang menatap tajam ke arah saya.

Badan saya terasa kaku saat bertatapan dengan ibu tua tersebut, sambil membaca doa dalam hati akhirnya saya bisa menggerakan badan saya.

Setelah badan saya bisa digerakan, saya kembali ke depan warung untuk memberi tahu saudara saya apa yang saya lihat barusan, tapi ternyata saya hanya tinggal sendiri.

“Sangat terkejut saya tiba-tiba saat di depan warung saudara saya tidak ada dan warung menjadi gelap,” ujarnya.

Saya panik karena warung yang saya hampiri tiba-tiba berubah menjadi gelap, kosong dan banyak ranting-ranting pohon yang bertebaran.

Sontak saya pergi menjauh dari warung tersebut, dan berusaha mencari saudara saya yang tiba-tiba hilang.

“Saya telp saudara saya, dan betapa terkejutnya bahwa ternyata saudara saya seharian berada dirumahnya,” ungkapnya.

Diakhir cerita saya mulai menyadari bahwa dari awal saya berangkat menuju lokasi wisata saya hanya sendiri dan tidak didampingi oleh saudara saya, dan warung yang saya datangi ternyata banyak sebuah gubuk reyot yang tidak berpenghuni.

(bani)