Beranda Berita Novo Club Batch 3 Tembus 180 Ribu, Paragon Hadir Sebagai Laboratorium Pengembangan...

Novo Club Batch 3 Tembus 180 Ribu, Paragon Hadir Sebagai Laboratorium Pengembangan Diri Manusia

0

ParagonCorp membuka Novo Club Batch 3 yang digelar secara serentak di 15 titik di seluruh Indonesia. Program pengembangan kepemimpinan mahasiswa ini berhasil menarik lebih dari 180.000 mahasiswa di seluruh Indonesia. Acara Welcoming Novo Club Batch 3 membawa tema “Be The Best Version of You for A Better Nation”’ digelar secara offline dan online.

Group CEO ParagonCorp, Harman Subakat, menyampaikan bahwa Novo Club hadir sebagai laboratorium pengembangan diri untuk mahasiswa yang mendorong budaya inovasi dan kolaborasi.

“Perjalanan Paragon selama 39 tahun merupakan hasil kepercayaan yang besar kepada anak-anak muda. Semangat ini yang kemudian melatarbelakangi hadirnya Novo Club yang membuka kesempatan bagi anak muda secara inklusif untuk bereksplorasi menemukan versi terbaik dirinya agar dapat memberikan kebermanfaatan bagi sekitar.” beber Harman.

Menteri Pemuda dan Olahraga, Ario Bimo Nandito Ariotedjo, secara online menyampaikan kegembirannya dan bangga melihat 180.000 mahasiswa yang begitu semangat dalam memanfaatkan peluang untuk terus mengembangkan diri.

“Salah satunya mengikuti kegiatan Novo Club ini, platform positif semacam ini merupakan kesempatan yang harus teman-teman memanfaatkan dengan optimal untuk berbagi pengetahuan, memperluas wawasan dan koneksi untuk terus berkolaborasi,” ujar Menpora Ario Bimo.

“Saya berterima kasih pada ParagonCorp sudah menyediakan kesempatan ini untuk generasi bangsa agar dapat bertukar pikiran, berdiskusi dan mencari solusi untuk melaju menuju Indonesia Emas 2045, kita bisa, Pemuda Indonesia.” ucapnya

“Saya mohon maaf tidak bisa hadir langsung, tapi semangat saya utk anak muda semua, salam,” pungkasnya

Novo Club yang diinisiasi oleh ParagonCorp telah hadir sejak tahun 2022. Selama dua tahun berjalan program ini telah menjangkau lebih dari 40.000 mahasiswa hingga tahun 2023 lalu tercatat dalam rekor MURI sebagai kategori seminar pembukaan program kepemimpinan mahasiswa secara serentak dengan peserta terbanyak.

ParagonCorp kembali membuka Novo Club Batch 3 pada awal tahun ini dan diikuti lebih dari 180.000 mahasiswa yang berasal dari 3.000 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

Peserta Novo Club batch 3 akan menjalani satu tahun masa program, yang terdiri dari leadership camp, studium generale, project based learning hingga membuat proyek inovasi. Kedepannya, ParagonCorp berharap Novo Club dapat menjadi wadah untuk menumbuhkan budaya inovasi pada anak muda dan menyiapkan pemimpin masa depan yang inovatif, memberdayakan, serta mampu memberikan dampak pada sekitar. Adapun hal ini sesuai dengan visi ParagonCorp untuk memberikan kebermanfaatan yang lebih luas bagi masyarakat dan lingkungan.

Dalam acara ini juga hadir secara virtual Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbud Ristek RI Prof. Ir. Nizam, dan berbagai narasumber muda inspiratif seperti Fathia Fairuza – Founder of Shape Your Life ID Awardee LPDP at Columbia University, Irfan Rafi Prawira – Deputy Head of Category Personal Care & Male Grooming, di lokasi lainya seperti di Yogyakarta dihadiri oleh Salman Subakat (CEO NSEI part of ParagonCorp), Medan dihadiri oleh Miftahuddin Amin selaku EVP & Chief Administration Officer, serta perwakilan pihak universitas seperti Rektorat dan Direktorat Kemahasiswaan di Bogor, Banten, Bandung, Jogja, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Bali, Makassar.

Novo Club merupakan komunitas mahasiswa yang diinisiasi oleh PT Paragon Technology and Innovation (Paragon) sebagai wadah generasi muda untuk belajar dan mengembangkan diri melalui kolaborasi yang inovatif.

Plt Dirjen Dikti Kemendikbudristek Prof Nizam, mengatakan, Indonesia dengan keanekaragaman hayati dan terdiri dari ribuan pulau sehingga menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu banga dari founding father.

“Mahasiswa melalui Novo Club bisa berinovasi dalam bidang ekonomi dan kebangsaan. Inovasi membutuhkan kolaborasi ekosistem dan itu perlu dibangun dalam pelaku usaha yang dapat membawa ekonomi Indonesia menjadi maju,” terang Nizam.

*Cerita Fathia Kuliah S2 di Luar Negeri*

Founder of Shape Your Life ID Awardee LPDP at Columbia University, Fathia Fairuza dalam diskusi yang dipandu Safira Audie, menceritakan pengalamannya menempuh pendidikan tinggi.

Saat Fathia, sembilan tahun lalu bersekolah di SMA Negeri di Sidoarjo, Surabaya, Jawa Timur, ia ingin mencari info kuliah ke luar negeri, namun sayang, guru-guru tempat dia bersekolah tidak ada yang mengetahui tempat perguruan tinggi yang ia inginkan.

Lalu ia mendaftar di PTN sambil mencari informasi kuliah di luar negeri. Fathia, tidak diterima di tiga kampus PTN.

Ia tak patah arang, setelah berusaha keras, akhirnya diterima kuliah S-1 di Jepang jalur beasiswa.

Ia tidak menyia-nyiakan waktu selama kuliah S-1 di Jepang. Fathia membuat Live Mapping untuk masa depan dirinya.

“Kebetulan cita-citanya ingin berkarir di United Nations (UN).Tentu dengan saingan sangat berat dan saya membuat forto polio, kebetulan saya bisa bahasa Prancis dan Spanyol,” bebernya dalam diskusi di Novo Club Batch 3.

Live mapping ia buat selama kuliah di Jepang agar ada goals-goals baru. Ia membagi empat bagian selama 4 tahun kuliah di Jepang.

“Tercapai atau tidak, itu urusan belakangan. Untuk teman-teman mahasiswa apa yang ingin dicapai mesti di catat, misal ingin menjadu Ketua BEM atau ketua organisasi lain,” kata Fathia memberi motivasi kepada peserta Novo Club.

Menurutnya dari 4 tahun itu ada yang tercapai dan ada tidak tercapai.Untuk tahun pertama, kata dia, tidak masalah bila masih eksplore beberapa bidang yang diminati.

“Kalau sudah tau condong kemana? Tahun berikutnya baru fokus ke bidang yang kita inginkan. Sekarang ini, tidak ada orang sukses yang tidak pernah gagal,” jelasnya.

Bertahun-tahun ia kembangkan potensi dirinya. Mulai dari asisten dosen, voulentir word cup dari bahasa inggris ke Jepang hingga mendapat beasiswa mahasiswa berprestasi dikampusnya.

Semester 4, sambungnya, pandemi Covid-19 melanda dunia. Biasa kuliah di Jepang secara offline, ia kemudian pasrah ikut kuliah online. Ironisnya, buku-buku kuliah masih tertinggal di kamarnya di Jepang.

Meski online, kegiatan ia isi dengan kegiatan online di UN dan magang di perusaahan di Surabaya.

Pada semester 7 ia kembali ke Jepang dan mulai daftar kuliah S-2 dimana semester 8 dia tinggal menyelesaikan tesis untuk melanjutkan S-2.

Fathia menjadi lulusan terbaik magna cumlaude tahun 2022 dari kampusnya di Jepang dan berhasil melanjutkan kuliah S-2 di University Colombia. Kedua kampus tempat ia berkuliah ia raih dengan beasiswa.(MRZ)