Siomay merupakan salah satu makanan yang sangat mudah dijumpai. Sekilas semua siomay relatif sama rasanya, tapi beda dengan Siomay Petang besutan pemuda Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel) bernama Adonis Prabowo.
Siomay Petang memiliki tambahan topping yang enak dan gurih. “Toppingnya terbuat dari jagung, kacang polong dan buncis. Bahan-bahan tersebut direbus hingga empuk dan ditaburi bumbu tertentu agar rasanya gurih dan enak,” ujar Adonis saat dijumpai di gerai Siomay Petang di Jalan Oscar 4 Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (14/4/2016).
Topping sayuran Siomay Petang, kata Adonis, adalah hasil inovasi dari Adonis sendiri. “Bukan resep pemberian dari orang lain. Awalnya ya dari coba-coba aja sendiri. Begitu dirasa enak dan pas, ya sudah langsung bungkus,” tandasnya.
Mengenai harga, Siomay Petang relatif murah. Penjualannya bukan per porsi, tetapi per siomay. “Ya kalau per porsi isi siomaynya beda, maka harganya juga beda. Satu buah siomay harganya Rp 1.500 saja. Biasanya satu porsi isinya 5 siomay. Jadi kira-kira Rp 7.500 per porsi dengan ditambah Rp 2 ribu untuk topping. Totalnya, Rp 9.500,” jelas Adonis.
Dengan harga Rp 9.500 saja, pembeli sudah bisa menikmati 5 buah siomay berbagai rasa dengan ditambah topping sayuran yang gurih. Sedangkan mengenai sambal, Adonis menjelaskan tidak ada yang berbeda. “Kalo soal sambel relatif sama aja sih ama siomay biasanya,” ucapnya.
Sejauh ini, Adonis mengandalkan penjualan melalui online delivery. Sebab gerai offline Siomay Petang tidak berada di pinggir jalan raya, melainkan agak masuk sedikit ke dalam gang. “Kita mulai buka sekitar jam 6 sore sampai jam 11 malem. Susah kalo cuma ngandelin penjualan di lapak, soalnya tempatnya di dalem gang. Saya sudah hampir 20 kali berusaha mencari lapak di pinggir jalan di sekitar kampus Unpam (Universitas Pamulang), tapi selalu ditolak. Ya, untuk sementara mah gak papa jualan di dalem gang juga,” ungkapnya.
Adonis berharap kepada pemerintah agar bisa menggunakan wewenangnya untuk membantu para pemuda seperti Adonis yang punya semangat tinggi dalam wirausaha. “Saya iri sama Bandung. Tiap minggu, ada semacam Kuliner Day. Semua pengusaha kuliner yang unik-unik difasilitasi oleh pemerintah untuk buka lapak di satu titik, sehingga Kuliner Day tersebut bisa jadi destinasi wisata tersendiri bagi warga Bandung. Nah, seharusnya Tangsel juga harus bisa membuat festival kuliner semacam itu,” tutupnya. (Muf)