Yayasan Tunanetra Raudhatul Makfufin memiliki sejarah yang panjang. Terhitung sejak berdiri pada tahun 1983, Yayasan Raudhatul Makfufin (YRM) telah melahirkan tokoh tunanetra di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel), Minggu (29/5/2016).
Dahulu, yayasan YRM berada di Jalan Kertamukti, Pisangan, Ciputat. Namun setelah ada peralihan hak tanah atas instruksi Kementerian Agama, maka saat itu YRM dialihkan ke Jalan Jamat Gang Rais, Buaran, Serpong. Hingga kini, YRM masih kokoh berdiri di Jalan Jamat.
“Meskipun Menag (Menteri Agama) mengalihkan tanah kami (di Ciputat) ke pihak UIN (Kampus UIN Syarif Hidayatullah), tapi Menag masih memikirkan kami. Buktinya, kami diberi tanah lagi di sini (Jalan Jamat). Betapapun tanah di sini tak seluas dengan yang di Ciputat dulu,” ujar Ahmad ketua YRM kepada tangerangonline.id.
Ahmad mengaku bukan orang pertama yang menginisiasi berdirinya YRM, tetapi ada satu tokoh tunanetra yang dianggap Ahmad sebagai guru, yakni almarhum Kyai Halim Saleh. “Berdirinya yayasan ini berawal dari kegelisahan Kyai Halim Saleh, seorang guru besar tunanetra di Jakarta. Kyai Halim merasa harus menyelamatkan kaum tunanetra yang imannya lemah,” cerita Ahmad.
Banyak kaum tunanetra yang beralih agama dengan alasan agama Islam tidak bisa memberikan kenyamanan. “Secara duniawi, menjadi tunanetra adalah beban hidup, tapi menjadi tunanetra bukan berarti tidak memiliki hak hidup yang setara dengan manusia lainnya. Orang boleh buta lahirnya, tapi jangan buta batinnya,” Jelas Ahmad menggambarkan misi Kyai Halim mendirikan YRM.
YRM memiliki tujuan dakwah untuk menyelamatkan sekaligus membina kaum tunanetra dengan memberikan bekal ilmu agama. “Kini, YRM memiliki santri yang tiap harinya menghafal al Quran, mengaji kaidah fiqih dan lainnya. Selain itu, YRM juga mengajarkan kemampuan Bahasa Inggris, Komputer, dan Marawis. Semua murid dan gurunya juga sesama orang tunanetra. Jadi YRM ini merupakan representatif kemandirian kaum tunanetra,” tegas Ahmad.
YRM telah berhasil membina kaum tunanetra hingga pendidikan tinggi. Banyak santri YRM yang memperoleh gelar sarjana dan menjadi tokoh tunanetra di wilayahnya. “Mereka bertugas menyelamatkan kaum tunanetra di wilayah masing-masing sebagaimana misi YRM juga,” tutup Ahmad. (Muf)