Muhammadiyah dan Asyiyah Cabang Panongan, Kabupaten Tangerang pada Musyawarah cabang (Muscab) kali ini menyikapi adanya gagasan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy terkait konsep Full Day School yang masih pro dan kontra di tengah masyarakat.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panongan Nurhadi Siswanto mengatakan, Full Day School ini hadir untuk menjauhkan para pelajar dari hal-hal yang negatif. Saat para pelajar pulang sekolah dari jam 13.00 WIB, disitu ada jedah sampai sore untuk pelajar bermain di luar sekolah dan rumah.
“Full Day School alias sekolah seharian penuh, bukan berarti siswa belajar sepenuhnya di kelas sekolah. Namun, siswa dapat mengikuti kegiatan menarik lain dan dapat mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, seperti ekstrakurikuler,” ungkapnya.
Nurhadi menuturkan, karena semakin canggihnya sarana telekomunikasi atau gadged di era sekarang, membuat memuncaknya angka individual, semakin kurangnya sifat berbaur dari para pelajar, hal tersebut bisa membuat pelajar menjadi tertutup dan akan lebih sering mengalami depresi.
“Karena jaman sudah semakin modern semakin banyak angka individual. Makanya, penerapan ini dilakukan supaya siswa sekolah pendidikan dasar (SD dan SMP/sederajat) mendapat pendidikan karakter dan pengetahuan umum lebih banyak lagi di lingkungan sekolah,” ujarnya.
Nur Fauzan, salah satu anggota Muhammadiyah Panongan menambahkan, pihaknya pada program ke depannya lebih fokus untuk mendalami tingkat dan dampak era modern ini di kalangan pelajar. “Semoga cepet terealisasi pembangunan sarana untuk para pelajar, para pelajar tidak hanya diberi pendidikan formal saja, tapi dari dini pendidikan moral akan kami tanamkan untuk para pelajar, khususnya pembangunan TK dan PAUD,” harapnya. (Yan)