Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) tengah mengembangkan batik sebagai salah satu peluang usaha dan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat.
Langkah tersebut terlihat dengan digelarnya kegiatan pelatihan dan pengembangan praktek membatik khas Tangsel dengan tema “Pengembangan UKM Batik Kota Tangsel Yang Kreatif dengan Kearifan Lokal Menuju Daya Saing Yang Kompetitif” di Aula Sekolah MAN Insan Cendikia, Serpong sejak tanggal 23-25 Agustus 2016.
Kegiatan tersebut mendapat antusias masyarakat. Mereka yang bergelut di bidang membatik dan menyukai kesenian setelah mengikuti pelatihan membatik dapat membuka usaha batik yang dikuasai motifnya.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel Warman Syanudin mengatakan, pihaknya akan terus memprogramkan kegiatan pengembangan UKM. Menurutnya, salah satu upaya untuk mendorong para UKM mampu bersaing adalah dengan adanya campur tangan pemerintah.
Dengan berkembangnya UKM, nantinya peningkatan aspek di bidang ekonomi dapat melaju dengan pesat. Wirausaha baru semakin bermunculan dan lapangan pekerjaan jug semakin luas.
“Sengaja kami gencar dorong mereka untuk selalu berkreasi, terutama dalam kegiatan UKM dibidang batik. Mereka yang berkembang dari latihan praktek ini semoga dapat bermanfaat bagi yang lain di sekitarnya,” ungkap Warman usai meninjau pelatihan pengembangan batik tersebut.
Diketahui, pelatihan pengembangan batik diikuti 100 peserta dari seluruh kecamatan se-Kota Tangsel. Dimana keseluruhan masyarakat berprofesi sebagai ibu rumah tangga yang menyukai dunia fashion.
“Peserta seperti kegiatan sebelumnya, ada 100 orang dari seluruh kecamatan se-Kota Tangsel. Mereka sebenarnya yang suka pada dunia fashion, makanya dilatih” ujarnya.
Kegiatan membatik yang kerap dilakukan ini merupakan hasil usulan dari masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan dan hasil reses anggota dewan yang telah berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM.
“Peserta yang mengikuti difasilitasi alat-alat membatik seperti kain, kompor, canting dan lainnya. Dan juga nantinya hasil membatik dari peserta akan dilombakan (25/8/2016) di Pondok Kemangi,” jelasnya.
Hebatnya, sebut Warman, UKM batik asal Tangsel sudah merambah ke manca negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Tiongkok dan Jerman. “Ada juga pelaku usaha batik seperti ibu Lia dan Herlina yang produk batiknya sering ke Malaysia dan Brunei. Saya berharap pengalaman mereka bisa ditularkan kepada yang lainnya,” pungkasnya.
Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany yang turut hadir memantau kegiatan tersebut mengatakan, terdapat 3 persoalan dalam perkembangan dan kemajuan UKM yakni permodalan, keterampilan dan pemasaran. Bilamana itu dapat dikuasai, maka UKM Tangsel dapat maju.
“Salah satu yang kita lakukan ini adalah pengembangan dari kemampuan dan keterampilan dari UKM. Dengan harapan jika mereka mempunyai keterampilan lebih, apalagi ada pengembangan yang sudah ada, mudah-mudahan hasil produknya bagus. Jadi kalau hasil produknya bagus maka dipasarkannya akan lebih cepat dibandingan dengan kualitasnya yang tidak baik,” ujar Airin.
Meski keberadaan batik bukan hal yang asing di Indonesia, bagi Airin, batik asal Tangsel harus memiliki ciri khas. Hal ini diperlukan agar Tangsel mempunyai karakteristik tersendiri, sehingga di pasaran pun dapat bersaing juga terutama ditataran lokal. “Meski Tangsel terbilang daerah otonom baru, bagi kita tetap ada produk yang inovasi yang memiliki kekhasan Tangsel. Ini juga kan bakal mempengaruhi pemasaran,” pungkasnya.
Pantauan tangerangonline.id tampak peserta sangat semangat menekuni pelatihan praktek membatik. Apalagi ditambah kehadiran Airin yang ikut latihan praktek membatik bersama warganya. (DK)