Ratusan mahasiswa yang berasal dari 24 organisasi ekstra kampus mengadakan konsolidasi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Serang Negeri, kemarin malam. Pertemuan yang diisi oleh diskusi publik dan orasi dari setiap pimpinan organisasi tersebut bertujuan untuk memperkuat soliditas elemen mahasiswa dan merespons isu mutakhir yang berkembang di Banten.
“Pertemuan ini untuk meningkatkan soliditas antar organisasi, selain juga agar ada respons terhadap isu-isu strategis di Banten yang menjadi ciri khas IAIN sebagai kampus pergerakan di Banten,” ujar Samsul Maci, Koordinator pelaksana pada saat sambutannya.
Pertemuan yang digelar malam hari tersebut diakhiri oleh diskusi publik untuk merumuskan apa saja yang akan dilakukan oleh mahasiswa ke depannya. “Ini konsolidasi awal, hanya rumusan awal saja. Refleksi kawan-kawan atas kondisi Banten,” jelas Maci
Selain itu, dalam diskusinya, mahasiswa menilai musuh utama gerakan adalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang menjadi penyebab kemiskinan dan kebodohan di Banten.
“Salah satu penyebab Banten terbelakang dari daerah lain karena korupsi, kolusi dan nepotisme begitu masif, sehingga pembangunan di Banten jalan ditempat,” seru Febri Setiadi, salah satu narasumber diskusi tersebut di depan ratusan mahasiswa.
Febri mendesak kepada partai politik di Banten untuk membuka secara transparan indikator seleksi penetapan calon, karena selama ini seleksi terkesan tertutup dan oligarkis.
“Siapapun calon yang diusung tanpa kejelasan subtansi, visi misi dan komitmen anti korupsi harus ditolak agar agenda suksesi di Banten menjadi terang bagi publik,” tegasnya.
Pembicara lainnya, Akbaruddin yang juga mantan presiden mahasiswa IAIN Serang dan ketua IPNU Provinsi Banten, menambahkan konsolidasi tersebut harus jadi momentum kebangkitan gerakan mahasiswa di Banten.
“Konsistensi sangat penting bagi gerakan mahasiswa, ini harus dipegang teguh. Kita jaga daerah kita agar tidak kembali dikuasai segelintir orang yang korup,” pungkas Akbar.
Hal senada disampaikan oleh Usep Mujani, ketua ICMI Kabupaten Lebak, masyarakat harus dingatkan kembali pada bahaya laten korupsi di Banten.
Ia menambahkan, mahasiswa adalah agen yang paling mungkin melakukan kampanye pada masyarakat tentang komitmen anti korupsi masing-masing calon.
“Mengapa Banten sejak berdiri tak ada kemajuan? harus diingat lima belas tahun kita dipimpin rezim korup. Jangan sampai terulang lagi,” tegas Usep.
Seperti diketahui, konsolidasi organisasi ektra kampus yang berakhir pada pukul 04.00 WIB dini hari tadi menghasilkan beberapa kesepakatan awal antara organisasi ekstra yaitu forum lintas organisasi akan rutin dilaksanakan untuk merespon isu di Banten dan mahasiswa membuat gerakan bersama untuk mengawal suksesi di Banten. Oganisasi eksternal yang hadir adalah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), HAMAS (Himpunan Mahasiswa Serang), dan HIMATA (Himpunan Mahasiswa Tangerang).
Selanjutnya, tampak juga KUMALA (Keluarga Mahasiswa Lebak), KUMANDANG (Keluarga Mahasiswa Pandeglang), KUMAUNG (Keluarga Mahasiswa Cibaliung), KMS 30 (Komunitas Sudirman 30), KOMMA (Komunitas Mahasiswa Mancak), GAMSUT (Gerakan Mahasiswa Serang Utara) serta AMC (Asosiasi Mahasiswa Cinangka).
Selain itu, konsolidasi diikuti IMC (Ikatan Mahasiswa Cilegon), IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), PSM (Paguyuban Siliwangi Muda), IKMAL (Ikatan Mahasiswa Lampung), IMPASI (Ikatan Mahasiswa Pelajar Bekasi), SMGI (Serikat Mahasiswa Gerakan Indonesia), HAMKA (Himpunan Mahasiswa Karawang), IKMBP (Ikatan Mahasiswa Bojonegara dan Puloampel) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdatul Ulama).(Uar)