Nama Desa Pagedangan Udik, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang diyakini masyarakat setempat bermula dari penyebutan sebuah pos pengadangan (adang, mengadang; perintang, merintangi) atau pos penjagaan pada masa kolonial Belanda.
M Nurhasan (45), warga RT 02 RW 01 Pagedangan Udik mengungkapkan, asal usul nama Desa Pagedangan Udik dari cerita kesepuhan Sapei dan Supriyatna merupakan tempat pos penjagaan tentara Belanda dan Jepang untuk menyimpan dan mengirim bahan makanan serta persenjataan.
Di ujung desa sebelah selatan dibangun sebuah benteng yang terbuat dari tanah liat oleh kolonial untuk pengadangan yang sekarang menjadi sebuah kampung bernama Kampung Bentengan. Wilayah ini dahulu sangat sepi dan dihuni sejumlah penduduk yang terhitung puluhan orang saja, sehingga Belanda dengan leluasa menguasai untuk mengawasi hilir-mudiknya orang atau pedagang.
“Setelah sekian lama desa kami dijadikan tempat atau pos pengadangan oleh Belanda dan berlanjut Jepang. Pada suatu waktu terdengar dari kota bahwa Jenderal Sudirman mengumumkan “Merdeka”, maka warga desa yang masih jumlahnya puluhan tersebut melakukan perlawanan dan akhirnya membuat penjaga pos pergi,” kata Nurhasan.
Setelah penjajah pergi dari desa dan tidak lama setelah Proklamasi dibacakan di Jakarta, wilayah pos pengadangan dibagi menjadi dua desa atas musyawarah warga.
“Disepakati sebelah utara menjadi desa Pagedangan Ilir dan sebelah selatan menjadi desa Pagedangan Udik. Nama desa Pagedangan diambil dari kata Pengadangan. Adapun kata “Udik” diambil dari kata “Hilir-Mudik” tentara penjajah,” jelasnya.
Jadi ilir sebelah Utara dan Udik di sebelah Selatan dibatasi dengan jalan setapak yang di bangun secara swadaya yang sekarang menjadi jalan besar Jl.Raya Ir Sutami. Setelah dibentuk desa dan lurah pada waktu itu dibentuk secara musyawarah dan aklamasi menjadikan Ki Rabid sebagai kepala desa pertamanya. Selanjutnya, mulai periode Tahun 1977 barulah diadakan Pilkades.
“Jadi Pagedangan Udik bukan desa Udikan yang diperkirakan banyak orang.Tapi Desa Udik adalah bukti sejarah tempat pengadangan hilir mudiknya penjajah Belanda dan berlanjut Jepang,” seloroh Nurhasan.
Nama-nama Kepala Desa Pagedangan Udik yaitu Ki Rabid, Ki Ancil, Ki Isah, H.Umar, Sapian (1971-1983), H Samsuri (1983-1991), H Sanusi (1991-1999), Abdul Laman (1999-2007), Mulyadi (2007-2014) dan Ade Arif Haerizal (2014-sekarang). (sam)