Pada tanggal 27 September 2016 lalu, untuk pertama kali Indonesia telah berpartisipasi di London Design Biennale dengan menampilkan karya sembilan orang seniman dan arsitek yang berjudul ‘Freedome’.
Acara ini merupakan biennale desain pertama di London yang menghadirkan 37 negara peserta dalam acara yang bertema ‘Utopia by Design’.
PerheIatan itu digelar di Somerset House yang terletak di pinggir selatan sungai Thames. Indonesia mengambil tempat dalam sebuah ruangan seluas 50 meter persegi yang terletak di sayap barat (West Wing) Somerset House, London.
Karya tersebut digagas oleh Adi Purnomo, Bagus Pandega, lrwan Ahmett, Agra Satria, Fandy Susanto, Max Suriaganda, Savina Lavinia, Suyenni dan Yola Yulifianti. Karya ini bercerita mengenai Konferensi Asia-Afrika dan sebuah satelit informasi bernama ‘Berdikari’.
Dalam hal ini Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan PT Angkasa Pura ll menginisiasi ditampilkannya kembali karya Indonesia ini.
Ada pun tujuan menampilkan kembali karya kolaborasi itu adalah untuk memperluas akses masyarakat terhadap karya seni anak bangsa yang telah ditampilkan dalam ajang kelas dunia.
”Ini adalah realisasi dari harapan yang sudah lama ada di kami agar karya – karya anak bangsa yang telah mendunia dapat dinikmati oleh masyarakat lndonesia seluas – luasnya,” kata Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BE KRAF), Triawan Munaf di Terminal 3 Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (27/3/2018).
Ia menyebut diharapkan dengan tampilnya karya seni anak bangsa yang pernah mengikuti event internasional ini dapat memberikan motivasi.
“Bahkan memberikan pengetahuan bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan di Terminal 3 Bandara lnternasional Soekarno Hatta,” katanya.
Sementara Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyambut baik langkah dari BE KRAF untuk menampilkan kembali karya anak bangsa yang mendunia tersebut di Terminal 3 Bandara Soetta.
“Kami sangat senang karya anak bangsa ini kembali ditampilkan di Terminal terbesar di Indonesia ini. Dan terminal 3 ini juga sangat bagus dijadikan tempat pameran karya karena bisa dinikmati banyak orang,” ujar Awaluddin. (Rmt)