Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc. Pertemuan tersebut digelar di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-32 ASEAN yang dihelat di Hotel Shangri-La, Singapura, Sabtu (28/4/2018).
Pada pertemuan tersebut Presiden menyampaikan beberapa hal terkait hubungan Indonesia dengan Vietnam. Presiden mengapresiasi pertemuan _Joint Comission on Bilateral Cooperation_ (JCBC) antara Menteri Luar Negeri kedua negara pada 17 April 2018 lalu yang berlangsung dengan sukses.
Beberapa hasil pertemuan JCBC yang perlu didorong untuk segera ditindaklanjuti, menurut Presiden, antara lain penyelesaian negosiasi batas maritim (zona ekonomi eksklusif) Indonesia-Vietnam. Penyelesaian batas maritim ini, lanjut Presiden, akan dapat mencegah terjadinya insiden dan meningkatkan kerja sama perikanan dan kelautan.
“Saya yakin kita akan dapat segera menyelesaikannya,” kata Presiden.
Selain itu Presiden juga mengatakan penyusunan Rencana Aksi 2019-2023 untuk menerapkan kemitraan strategis kedua negara harus dapat diselesaikan November 2018. Presiden juga mengapresiasi ekspor kendaraan bermotor Indonesia ke Vietnam yang sudah dapat berjalan dengan normal dalam waktu dekat.
“Upaya merealisasikan target perdagangan USD 10 milyar dapat dicapai pada tahun 2020,” lanjutnya.
Terkait konsep kerja sama Indo Pasifik yang disampaikan Indonesia dalam KTT ASEAN ini, Presiden mengapresiasi dukungan Vietnam.
“Saya juga menyampaikan perhargaan atas dukungan Vietnam terhadap konsep kerja sama Indo Pasifik yang saya sampaikan dalam KTT kali ini,” ucapnya.
Pada awal sambutannya, Presiden pun mengundang PM Vietnam untuk hadir dalam _ASEAN Leaders Gathering_ yang akan dihelat di Bali pada 11 Oktober 2018 mendatang. Presiden pun mengatakan akan memertimbangkan dengan baik undangan PM Vietnam untuk hadir dalam _World Economic Forum on ASEAN_ pada 11-13 September 2018.
“Saya akan pertimbangkan dengan baik undangan tersebut,” kata Kepala Negara.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya. (Ed)