Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, menghadiri wisuda mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) Fakultas Strategi Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan dan Fakultas Keamanan Nasional Gelombang II TA 2017, di Auditorium Unhan, di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa-Barat, Senin (5/11/18).
“Sebagai Alumni Universitas Pertahanan, yang merupakan lembaga “Think-Tank Strategis Menteri Pertahanan, kalian dituntut untuk menjadi ahli-ahli dibidang pertahanan, profesional yang menjadi sumber referensi yang benar-benar dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mampu menjawab setiap pertanyaan dari masyarakat dan stake holder pertahanan keamanan negara, secara integral komprehensif,” ujar Menhan Ryamizard Ryacudu, mengawali sambutannya dalam acara wisuda tersebut.
Menurut Menhan, dalam prinsip demokrasi kerakyatan, otoritas sipil memilki kewenangan untuk mengendalikan kekuatan militer yang pelaksanaannya didelegasikan kepada Presiden melalui Menteri Pertahanan. Secara Politis, Menteri Pertahanan selaku pembantu Presiden dalam bidang pertahanan memiliki otoritas tertinggi didalam mendesain dan menentukan kebijakan strategi pertahanan, termasuk di dalamnya melaksanakan kontrol demokratis terhadap kekuatan militer.
Pada hakekatnya kepentingan strategis pertahanan negara adalah dalam rangka mengamankan kepentingan nasional yaitu menjaga keselamatan bangsa, menjaga kedaulatan negara serta menjaga integritas teritorial NKRI.
Guna mewujudkan hal tersebut, kata Menhan Ryamizard, tentunya diperlukan suatu langkah strategis yang dimanifestasikan dalam strategi pertahanan yang tangguh dan kuat dalam mengatispasi berbagai dinamilka potensi ancaman aktual, serta bagaimana cara mengatasinya, dengan tepat dan benar dengan didukung oleh pengembangan sistem persenjataan yang proporsional dan tepat sasaran.
Menurutnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah mendesain strategi pertahanan negara “Smart Power” yang berbasis “ Perang Semesta”” atau “ Total Warfare” yang merupakan totalitas dari keseluruhan kekuatan komponen rakyat dan negara guna mengantispasi dua bentuk ancaman fisik yang yyata dan belum yyata serta ancaman non fisik yang dapat mengancam idelogy negara dan merusak “Mindset” bangsa yaitu radikalisme dan perang modern atau yang lebih populer disebut dengan istilah “Proxy War”.
Strategy Pertahanan Smart Power merupakan kombinasi yang sinergis antara pembangunan kekuatan “Hard Power” (kekuatan rakyat plus kesiapan operasi TNI atau alutsista) dan kekuatan “soft power” (mindset dan diplomasi pertahanan kawasan) yang berlandaskan kekuatan idealisme hati nurani yang berlandaskan kekuatan hati nurani yang mencintai perdamaian tetapi lebih kemerdekaan.
“Konsep ini terbukti efektif dan tepat sasaran dalam rangka menciptakan iklim yang kondusif untuk mendukung proses pembangunan bangsa dan negara dalam segala bidang. Kita semua dapat menyaksikan sendiri kawasan kita yang senantiasa aman tenteram dan damai, dalam hal ini kehidupan bertetangga dapat terjaga dengan baik bersama sesama negara demokrasi di kawasan Asean dan tetangga lainnya seperti Australia, PNG, kawasana Pasifik serta negara -negara sahabat lainnya seperti Amerika Serikat, China dan Rusia,” papar Menhan Ryamizard.
Selain itu, kata Menhan Ryamizard, kemandirian Industri Pertahanan Indonesia juga menjadi prioritas kebijakan Kemhan RI, karena hal dapat membantu proses pertumbuhan dan kemandirian ekonomi dalam Negeri yang sejalan dengan visi nawa cita Presiden RI. Dala era Kabinet Kerja ini, sebagian produk Alutsista dalam negeri telah memiliki kualitas dan Perfomance yang handal dan prima didalam memperkuat sistem pertahanan Negara Indonesia. Beberapa negara sahabat juga telah membeli produk Alutsista Indonesia, seperti Malaysia, Filipina, Vietnam, serta beberapa Negara di Eropa dan Afrika.
Sementara itu, lanjut Menhan, didalam menghadapi potensi ancaman-ancaman non fisik terhadap ideologi bangsa, diperlukan konsep pembangunan mindset seluruh rakyat Indonesia melalui penanaman wawasan kebangsaan, sebagai bagian dari konsep perang rakyat semesta atau total war fare, yang melibatkan pembangunan seluruh komponen bangsa yang dilandasi oleh penanaman nilai-nilai kesadaran Bela Negara yang lahir dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia disertai pembangunan kekuatan TNI beserta alutsistanya sebagai komponen utama pertahanan negara.
Pendekatan Diplomasi Pertahanan yang dicanangkan Kemhan sebagai bagian dari konsep strategy “Soft Power” pertahanan negara juga telah membuahkan hasil yang optimal. Beberapa langkah dan inisiatif Kemhan melalui penguatan kerjasama trilateral dengan Malaysia dan Filipina yang akan dilanjutkan dengan latihan dan operasi darat, serta konsep pertukaran intelijen dan informasi strategis “Our Eyes’ juga telah diadopsi secara aklamasi oleh Asean dan delapan negara mitra Asean diantaranya Amerika Serikat, Rusia, China, Australia, India, Jepang dan Korsel.
“Indikator keberhasilan konsep tersebut adalah dengan menurunnya secara drastis insiden pembajakan dan aksi terorisme di sekitar Laut Sulu. Dalam kurun dua tahun terakhir ini, relatif tidak ada insiden pembajakan, sehingga roda perekonomian dan jalur transportasi laut relatif aman dan terkendali,” beber Menhan.
Sejalan dengan upaya untuk mewujudkan “Endstate” (situasi yang ditentukan pada keberhasilan penyelesaian tahap akhir operasi militer) strategi pertahanan tersebut, diperlukan adanya kesesuaian antara tujuan (Ends) dan instrument Sumber Daya (Means) pendukung untuk mewujudkan objektif dimaksud.
“Oleh karena itu keberadaan Sumber Daya Manusia Pertahanan yang handal sangat penting dalam menyusun konsep kebijakan strategis pertahanan guna mengantisipasi perkembangan dinamika lingkungan strategis (Strategic Landscape),” ujar Menhan.
“Disinilah saya minta, peran yang dimainkan para wisudawan dan wisudawati untuk dapat terus mengkaji dan meng-artikulasikan dinamika perkembangan lingkungan staretgis menjadi sebuah konsep solusi terhadap setiap permasalahan yang berdampak terhadap sistem pertahanan negara. Guna mencapai hal tersebut, tentunya diperlukan cara bepikir yang “Out of the Box” dan visioner. Kalian juga harus menjadi “Leading Sector” dalam mewujudkan keunggulan strategis SDM pertahanan negara. Sehingga keberhasilan yang telah saudara capai, bukan hanya menjadi berkah bagi diri sendiri dan keluarga, tapi juga bermanfaat bagi bangsa dan negara,” harap Menhan.(MRZ)