Sayuran dari Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, Jawa Barat ternyata jadi andalan pasokan ke Singapura.
Dua ekspotir yakni PT PAP dan IEA Corporation, hampir setiap hari mengirim kurang lebih 1 ton berbagai jenis sayuran ke Singapura melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta).
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil mengatakan, pasar produk pertanian khususnya hortikultura berupa sayuran dan buah-buahan terbuka luas di Singapura. Jenis yang kerap dikirim adalah selada air, jamur, buncis, lobak, bit, labu siam, waluh lokal, dan kentang.
“Perlakukan khusus untuk produk pertanian yang mudah rusak atau perishable kita berlakukan. Pemeriksaan di gudang pemilik dan pengawasan oleh petugas karantina di kargo kita siapkan. Ini untuk pastikan sayuran ini sehat dan segar sehingga miliki daya saing,” kata Jamil saat melakukan inspeksi pemuatan produk pertanian ekspor di Terminal Kargo, Bandara Soetta, Tangerang, Jumat (6/9/2019).
Menurut Jamil, ekspor hasil pertanian ke Singapura tidak hanya sayuran asal Provinsi Jawa Barat tapi juga asal Kepulauan Riau Jawa Tengah, Sumatera Utara dan lainnya.
Pengiriman produk hortikultura ini dilakukan melalui dua metoda pengiriman, yakni melalui Bandara Soetta dan Pelabuhan Tanjung Priok.
“Penggunaan dua metode pengiriman barang tersebut disesuaikan dengan tingkat ketahanan masing-masing komoditas yang diekspor,” tutur Jamil.
Dorong Peningkatan Ekspor dengan Agro Gemilang
Ekspor sayuran ini semakin membuktikan bahwa pemerintah berkomitmen meningkatkan produksi dan kualitas komoditas sayuran. Tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun sanggup mengisi pasar luar negeri.
“Ekspor ini kita jaga, kita tingkatkan 3K-nya. Kualitas, Kuantitas dan Kontuinitasnya. Ini membuktikan produk pertanian Indonesia makin diakui dan diterima di luar negeri,” tegas Jamil.
Pemanfaatan teknologi informasi dan jalur distribusi yang baik pertumbuhan ekspor pertanian termasuk hortikultura diharapkan lebih besar.
Jamil menegaskan bahwa Badan Karantina Pertanian melakukan pendampingan baik ditingkat petani maupun rumah kemas agar mampu memenuhi standar dan bebas hama penyakit sesuai syarat dari negara tujuan.
Sedangkan dibidang perbenihan dan budidaya, menurut Jamil ia bersama direktorat teknis lain di lingkup Kementerian Pertanian dan dinas terkait daerah untuk juga turut berperan aktif.
Barantan telah menggagas program Agro Gemilan, tidak hanya pendampingan teknis. Calon eksportir baru juga bisa mendapatkan berbagai informasi terkait produk emerging yang sedang diminati pasar ekspor melalui aplikasi yang juga telah dikembangkan, i-MACE.
“Sesuai arahan Menteri Pertanian, kita fokus untuk mendorong ekspor. Inovasi dan terobosan perkarantinaan ditujukan untuk percepatan layanan dan juga fungsi fasilitator,” pungkas Jamil.
Kepala Barantan dalam inspeksi pemuatan produk pertanian ekspor kali ini didampingi oleh Kepala Karantina Pertanian Soekarno-Hatta, pejabat dari instansi terkait di lingkup Bandara Soekarno-Hatta serta para pelaku usaha dibidang agribisnis.
Pada saat yang sama, Kepala Barantan juga melepas ekspor beberapa produk pertanian lainnya yakni buah mangga sebanyak 1,6 ton tujuan Singapura dan Oman, berbagai bibit tanaman hias sebanyak 141,3 ribu batang ke Belanda.
Juga komoditas asal hewan berupa Sarang Burung Walet (SBW) sebanyak 51,5 kg, telur Hatching Eggs (HE ) sejumlah 60,5 ribu butir serta ular jali sebanyak 1.000 ekor. Total nilai ekonomi ekspor produk pertanian yang diekspor kali ini mencapai Rp 2,2 miliar. (Rmt)