Momentum perkembangan teknologi yang begitu cepat dan beragam seperti intelligence augmentation dan cybermetics, menuntut prajurit Korpaskhas untuk mampu bertransformasi menjadi modern soldiers.
“Prajurit Korpaskhas dituntut tidak hanya memiliki fisik yang prima dan keahlian yang unggul tetapi juga harus memiliki kemampuan berpikir yang kritis dan inovatif sehingga dapat memanfaatkan teknologi sebagai modal berharga dalam setiap pertempuran,” kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna saat memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) di lapangan Markas Wing 1 Paskhas, Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, Kamis (17/10/2019).
Kasau mengapresiasi dan bangga, Korpaskhas sebagai prajurit khusus tempur darat matra udara telah memiliki kemampuan khusus yang sejajar dengan pasukan khusus matra udara lainnya di dunia.
“Korpaskhas tidak hanya memiliki kemampuan tempur darat dalam bentuk pertahanan dan perebutan pangkalan, namun juga menguasai keahlian khas matra udara, seperti pengendalian tempur, SAR tempur, pengendalian pangkalan, dan jumping master,” jelas Kasau.
Kasau mengatakan, Korpaskhas sudah dipersenjatai alutsista modern seperti Oerlikon Skyshield, Rudal Chiron, dan Rudal QW-3 yang semakin mempertegas profesionalismenya sebagai pengawal pertahanan udara dalam menjaga objek vital nasional Indonesia.
Menurut Kasau, Korpaskhas juga berperan sebagai Ground Forward Air Control (GFAC) dalam mendukung operasi udara, khususnya membantu meningkatkan akurasi laser guided bomb pesawat tempur saat melaksanakan serangan udara langsung.
Kasau juga merasa bangga atas kemampuan khusus yang dimiliki Satuan Bravo-90 sebagai pasukan khusus dalam penanggulangan teror aspek udara, khususnya pada tugas infiltrasi dan eksfiltrasi yang membutuhkan inteligensi, akurasi, dan kerahasiaan yang tinggi.
Pada kesempatan ini Kasau juga meresmikan lambang-lambang kesatuan baru Korpaskhas, yaitu Pataka Korpaskhas, Dhuaja Wing I, II, III, dan Satuan Bravo serta Sempana Pusdiklat Paskhas.
“Lambang kesatuan baru ini memiliki makna dan peran Korpaskhas yang semakin luas dalam melindungi NKRI dengan berbagai keahlian dan kemampuan tempur tangguh baik di darat, laut, dan udara,” tegas Kasau.
Menurut Kasau, rencana pengembangan organisasi TNI AU, Korpaskhas akan menggunakan kembali nama “Pasukan Gerak Cepat” (Pasgat) sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan pasukan yang memiliki kemampuan bereaksi cepat dan tepat dalam menghadapi setiap ancaman yang datang.
Mengakhiri sambutannya Kasau menekankan kepada seluruh prajurit Korpaskhas untuk membangun komunikasi dan sinergi dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar TNI AU.
“Bangunlah jiwa korsa, keterbukaan visi, dan kerja sama yang baik antara generasi penerus dan para pendahulu. Jadilah prajurit yang militan dan teruslah berinovasi agar Korpaskhas menjadi organisasi yang semakin profesional,” tegas Kasau.
Seusai upacara, Kasau didampingi Kadispenau Marsma TNI Fajar Adriyanto menyerahkan buku dengan judul “Heroisme PGT dalam Operasi Serigala, Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Teminabuan” kepada Komandan Korpaskhas Marsda TNI Eris Widodo Yuliastono.
Buku ini mengulas sejarah keberhasilan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) AURI dalam Operasi Serigala sebagai bagian dari pelaksanaan Operasi Trikora untuk membebaskan Irian Barat dari kolonialisme Belanda. Keberhasilan Operasi Serigala yang dilakukan oleh AURI mampu menguasai daerah Teminabuan dengan mengibarkan bendera Merah Putih di Kampung Wersar, Teminabuan, Sorong, Irian Barat.
Tampak hadir pada kesempatan ini mantan Kasau Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, Marsekal TNI (Purn) Soebandrio, Wagub Lemhanas Marsdya TNI Wieko Syofyan, Pangkogabwilhan II, Irjenau, Koorsahli Kasau, para Asisten Kasau, Dankodiklatau, para Kadis Mabesau, Ketua Umum Pia Ardhya Garini Ny. Ayu Yuyu Sutisna, dan para pengurus pusat Pia Ardhya Garini, para mantan Dankorpaskhas serta para sesepuh Paskhas. (MRZ)