Kyriad Hotel Airport Jakarta dibuka kembali (reopening) melayani pengunjung mulai hari ini, Minggu (25/10/2020).
Berbagai promo pun ditawarkan untuk pengunjung Hotel yang terletak di Jalan Marsekal Surya Darma No.1, Karang Sari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang ini.
Mulai dari promo room hingga masakan khas Kyriad Hotel. Selain itu, hotel yang tidak jauh dari Bandara Soekarno-Hatta ini juga menyediakan makanan yang meningkatkan imunitas tubuh.
General Manager Kyriad Hotel Airport Jakarta, Fadjri D Roesman mengatakan, sebanyak 165 kamar yang terdiri dari 120 Deluxe Room, 40 Grand Deluxe Room dan 5 Junior Suite Room kembali dibuka untuk melayani pengunjung.
“Kami memastikan kenyaman dan aman untuk seluruh room yang ada di Kyriad Hotel ini. Kita juga banyak inovasi baru, baik makanan maupun pelayanan,” kata Fadjri kepada tangerangonline.id.
“Di sini juga disediakan makanan herbal untuk meningkatkan imun, seperti sari kacang hijau, sari ketan hitam, jahe merah, temulawak, kencur, jahe,” tambahnya.
Nah, bagi anda yang ingin menikmati promo di hotel ini, akan mendapatkan upgrade room. Artinya setiap pengunjung yang memilih Deluxe Room akan mendapatkan Grand Deluxe Room.
“Khusus yang check-in kita kasih upgrade room. Jadi pengunjung yang membayar Rp 298 ribu untuk Deluxe Room dapat menikmati Grand Deluxe Room senilai Rp 398 ribu. Harga tersebut termasuk pajak,” tutur Fadjri.
Meeting Room dan Shuttle Airport
Selain memiliki 165 kamar, Kyriad Hotel Airport juga memiliki 7 meeting room. Seperti Meeting Room Campaqa, Cananga, Seruni, Cendana 1, Cendana 2, Grand Cendana dan Orchid.
Untuk pengunjung yang dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga disediakan Shuttle.
Tempat Isolasi OTG Covid-19
Diketahui, sebelumnya Kyriad Hotel Airport Jakarta digunakan sebagai lokasi singgah bagi penderita Covid-19 yang berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) kurang lebih 2 pekan.
Dimana, pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menunjuk hotel yang memiliki kapasitas 165 kamar ini sebagai tempat isolasi OTG Covid-19 pada, Senin, (5/10) lalu. Namun, dinonaktikan 2 pekan setelahnya atau sejak Senin, (19/10) lalu.
Namun, kini Kyriad Hotel Airport kembali membuka pelayanan untuk umum. Tidak mudah memang bagi manajemen untuk meyakinkan para pelanggan bahwa Hotel ini aman dari Covid-19.
“Kalau kami melihat ini sebagai tantangan. Persepsi orang mengenai Covid ini kan beda-beda. Ada yang memandang Covid biasa saja ada juga yang takut,” tutur Fadjri.
Ia menjelaskan, pihaknya telah melakukan persiapan matang untuk pembukaan kembali dan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang.
“Kurang lebih 2 pekan kami melakukan cleaning (pembersihan). Semua sisi ruangan disemprot dengan cairan desinfektan atau disinfeksi. Selama proses cleaning ini juga kami tidak menerima tamu,” imbuh Fadjri.
Kemanusiaan
Di sisi lain, pihak manajemen Kyriad Hotel tidak tega bila karyawannya harus di-PHK. Lantaran minimnya pemasukan.
“Mau tidak mau kami harus bertahan karena karyawan kami banyak. Kami harus gaji mereka,” ujar Fadjri.
Fajri menuturkan, apabila dikemudian hari Hotel Kyriad ditunjuk kembali sebagai lokasi isolasi OTG Covid-19 pihak Manajemen tak pikir panjang. Mereka bersedia menerima tawaran tersebut.
“Selain ingin membantu Pemkot Tangerang di sisi lain kami lihat dari unsur kemanusiannya. Kita mesti lihat diri kita sendiri ini covid belum tahu kapan berakhir,” tuturnya.
Mematuhi Protokol Kesehatan dengan Menerapkan 3M
Pada pembukaan perdana sejak dijadikan tempat isolasi Covid-19, Kyriad Hotel Airport Jakarta menerapkan Protokol Kesehatan dengan sangat ketat.
Seluruh karuawan dan tamu wajib mencuci tangan menggunakan sabun yang telah disediakan sebelum memasuki lobby Hotel, wajib menggunakan masker dan menerapkan physical distancing.
“Semua karyawan kami instruksikan untuk menerapkan protokol kesehatan. Kalau yang tidak pakai masker kami suruh pulang. Kami juga mewajibkan sediakan tempat cuci tangan disetiap sudut,” jelas Fajri.
Dalam waktu dekat ini lanjut Fadjri, seluruh karyawan Kyriad Hotel Airport bakal menjalani Rapid test.
“Kalau ada yang reaktif, langsung diwajibkan menjalani SWAB test dan menjalani isolasi,” pungkasnya. (Rmt)