Meski omset per hari terbilang kecil lantaran terkadang jarang ada pembeli, semangat berdagang harus jadi modal penting.
Demikian dijadikan pegangan oleh Aminah (47), seorang penjaja klontongan, untuk bertahan dari gempuran pasar modern.Bagi janda 8 tahun lalu yang lahir di Mekar Jaya, Serpong, Tangerang Selatan ini tetap semangat menjajakan klontongannya di perumahan Yapen Raya Blok QD tepatnya di 10 Meter dari Jalan Raya Ciater.
Berjualan warung klontongan sudah hampir 15 tahun dijalani. Dengan itu, dirinya bisa menghidupi 5 anaknya.
“Saya mah, yang penting bersyukur walaupun cuma dapet 5 ribu perak seharinya yang penting anak-anak saya bisa jajan,” ujarnya merendah seraya ingin mengibaratkan bersyukur merupakan salah satu kunci tetap semangat menjalani kehidupan.
Mama Gugun, biasa warga setempat menyapanya, mengoptimalkan bekal sepeninggal suami berupa tanah 500 meter, sehingga mampu membangun rumah untuk ditempati anak-anaknya. “Yang penting saya punya tempat untuk pulang,” terangnya.
Sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari, Mama Gugun mengandalkan toko klontongnya ini. “Yah untuk makan mah sehari dapet dari warung ini, ” tutur wanita yang tak mau mengeluh ini. (Har)