Seorang kakek tampak mendorong gerobak dan menghentikan langkahnya saat ada yang memanggilnya di Komplek perumahan Kastari, Bintaro, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.
Ia menghentikan gerobak dorongnya, karena memang tengah menjajakan dagangannya yaitu Es Cendol. Sembari berkeliling komplek, kakek biasa dipanggil Pak Eko ini mangkal di pinggiran jalan yang ramai orang berlalu Lalang.
Meski sudah berusia senja, Pak Eko harus tetap berjibaku dengan teriknya matahari demi menjual dagangannya.
“Saya menjual Es Cendol. Usia saya sudah 70-an tahun. Saya asli Cirebon, tapi saya tinggal di Perigi (Kecamatan Pondok Aren),” tutur Pak Eco.
Berdagang Es cendol seperti ini dilakukannya merupakan cara terhormat menapaki hidup. Bukan meminta-minta, tetapi memanfaatkan sisa tenaganya untuk mencari nafkah dengan semangat.
“Ya, karena faktor ekonomilah saya sampai usia senja begini harus berjualan. Anak saya meninggal saat usia 20 tahun, jadi saya berjualan Es Cendol untuk memenuhi kebutuhan saya dan istri,” tambahnya.
Pendapatan sehari-harinya tidak menentu, tidak membuat dirinya menyerah. Ia selalu bersyukur dengan apa yang ia dapat tiap harinya, berapapun ia syukuri.
“Ya, setiap hari pendapatan enggak nentu, kadang habis dan kadang juga tidak. Tapi ya alhamdulillah cukup untuk makan,” imbuhnya. (Ana)