Ujian Nasional (UN) selesai, bagi siswa-siswi SMA sederajat lagi sibuk mencari tempat kuliah. Namun Siswa yang mau masuk ke SMP dan SMA dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dipastikan takut tidak bisa sekolah di Negeri.
Ketakutan anaknya tidak masuk ke sekolah negeri dilontarkan langsung oleh RP (41) Ibu warga Ciledug Kota Tangerang ini, mengakui kebinggungan untuk anaknya bisa masuk ke SMAN, dikarenakan takut diminta bayaran tinggi hingga jutaan rupiah.
Hal ini juga dialami anaknya saat masuk ke SMPN tiga tahun lalu, dirinya terpaksa merogoh kantong senilai Rp 8 juta, saat ingin masuk ke SMPN. Untuk itu, ibu dua anak ini berharap agar PPDB tahun ini tidak ada lagi pungutan, karena kalau masih diberlakukan tidak ada lagi gunanya hasil UN yang diikuti para pelajar.
“Saya berharap dinas pendidikan menghapuskan bayaran untuk masuk ke sekolah negeri, tolong dong image seperti itu selama ini diberlakukan ditiadakan, kasihan para pelajar yang tidak memiliki uang tapi dirinya pintar tidak bisa masuk ke sekolah negeri,” katanya.
Senada juga dengan MD (38) Ibu yang anaknya ingin masuk ke jenjang SMP ini berharap anaknya bisa masuk ke sekolah negeri tanpa mengeluarkan uang. Pasalnya untuk membayar puluhan juta dirinya tidak sanggup karena suaminya hanya bekerja sebagai tukang becak.
“Saya hanya sebagai tukang cuci dipastikan tidak mampu untuk membayar uang puluhan juta, harapan saya anak saya bisa masuk ke sekolah negeri tanpa bayaran,” terang Ibu yang tinggal di Tanah Tinggi, Kota Tangerang ini.
Serupa juga diucapkan YK (49) Bapak yang berprofesi tukang ojeg ini. Dirinya mengakui lagi berupaya bekerja keras untuk mencari uang, agar anaknya yang saat ini kelas tiga SMP bisa masuk ke jengjang atas yakni SMA ke negeri. Pasalnya, saat anaknya masuk ke SMPN negeri dirinya harus rela mengeluarkan uang sebesar Rp 3 juta.
“Apalagi ini mau ke SMA, dipastikan lebih besar minta bayarnya, terpaksa saya harus kerja keras agar anak saya bisa masuk ke negeri, pasalnya, kalau masuk swasta takut nanti tidak mampu untuk membayar uang sekolah setiap bulannya,” tandasnya. (ES)