Bulan Ramadan telah tiba, bulan yang penuh berkah dan Rahmat dari Allah. Ramadan sudah sepatutnya menjadi momentum penting bagi kaum Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara menegakkan syariah-Nya secara menyeluruh.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas Muslim, sudah sepatutnya momen Ramadan sangat terasa di negeri yang mayoritas Islam. Presiden kita mendorong masyarakat untuk meraih takwa dan kesalehan di bulan Ramadan ini. Sudah seharusnya kita kembali ke Jalan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Namun pada kenyataannya tidak sepert yang dibayangkan, beberapa hiburan malam masih bisa beroperasi dalam bulan Ramadan. Seperti yang kita tahu, Hiburan Malam yang identik dengan Miras dan Seks bebas sungguh sangat jelas dilarang oleh Agama. Namun, di Jakarta Khususnya tempat hiburan masih bisa beroperasi di bulan Ramadan. Tempat hiburan di Jakarta hanya dianjurkan tutup di minggu awal puasa dan akan buka kembali setelah itu walaupun dengan waktu operasi yang telah dibatasi.
Walaupun di bebeberapa daerah tempat hiburan diwajibkan tutup sepanjang bulan Ramadan, namun ditetapkan agar pemilik tempat hiburan tetap membayar gaji, THR karyawan meskipun usahanya tutup sementara.
Beginilah caranya kapitalisme menyambut Ramadhan, mengambil untung dari hasil maksiat tersebut dengan ketetapan harus tetap membayar gaji karyawan dan pembayaran THR walaupun mereka harus tutup sementara. Jika tempat hiburan masih beroperasi, kapitalisme mangambil untung dari hasil maksiat yaitu dengan pemungutan pajak. Padahal seharusnya jika Presiden mendorong kita untuk meraih takwa dan kesalehan sudah seharusnya tempat hiburan malam tidak boleh beroperasi walaupun dengan alasan bahwa dengan pajak tempat hiburan malam dapat menambah pemasukan kas negara.
Disini sudah jelas sistem kapitalis terbukti menodai kesucian bulan Ramadan. Sebaliknya, hanya khilafah yang mampu menjaga kehormatan dan kesucian bulan Ramadan. Karena dalam sistem Khilafah tidak akan ada tempat hiburan malam yang dimana menjadi tempat orang bermaksiat. Karena dalam khilafah kemaksiatan tidak akan difasilitasi, bahkan akan dimusnahkan.
Oleh karena itu, mari kita sama-sama berjuang menegakkan Khilafah agar Syariat Islam dapat diterapkan, sehingga dapat membangun kerinduan menyambut Ramadan dalam naungan Khilafah, sehingga kemuliaan Ramadhan terwujud nyata.
Penulis: Yuniarti Mutmainnah, S.Pd
Suradita, Cisauk, Kabupaten Tangerang.