Ketua Jurusan Studi Agama-agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Media Zainul Bahri mengajak semua mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah agar menjaga tradisi diskusi di kampus.
Dalam acara stadium general yang bertajuk ‘Remembering Nurcholis Madjid: A New Perspective Of Islam And Other Relegions’, Dr Media Zainul menuturkan, agar mahasiswa memiliki perspektif baru dan banyak belajar lagi tentang Islam.
“Saya berharap dalam Stadium General ini timbul perspektif baru untuk generasi muda, seperti semester 1, 3 dan 5. Agar bisa mendiskusikan Islam yang akademik dalam pandangan Nurcholis Madjid,” katanya dalam sambutan Stadium General digelar di ruang teater, fakultas Ushuluddin.
Acara tersebut ditujukan kepada generasi muda Fakultas Ushuluddin, terutama bagi prodi Studi Agama-agama, ini dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan dosen-dosen fakultas ushuluddin.
Di tempat yang sama, Dosen Fakultas Ushuluddin, Siti Nadroh juga mengungkapkan, acara yang digelar oleh jurusan ini, selain untuk menanamkan keperibadian yang akademik, juga untuk mengenang sosok tokoh pembaharu Islam.
“Walaupun Nurcholis Madjid sudah tiada, tapi legasi dan pemikiranya tetap selalu hidup di dunia ini khususnya di ranah Ushuluddin, karna karya-karya beliau sangat berpengaruh untuk Study Agama-agama.” tutur dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuludin, dalam diskusinya di Stadium General.
Senada dengan Siti Nadroh, Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Prof, Dr. Simon Petrus mengungkapkan, banyak hal yang harus dikenang dari Nur Cholis Madjid. Selain pemikirannya, karya-karyanya untuk bangsa ini.
“Cak nur itu seorang yang beriman, yang merefleksikan secara diskursif kepercayaanya kepada Allah” jelas, Simon, dalam diskusinya, dalam acara Stadium General, di Ruang Teater Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Lebih lanjut, Rektor STF Driyakara ini juga menjelaskan, Cak Nur mempunya ciri khas tersendiri. “Menurut saya Cak Nur mempunyai ciri khas tersendiri dalam refleksi diskursifnya itu di lakukan dalam horizon dan korespondensinya dengan agama-agama lain, untuk mencapai titik temu.” lanjut Simon Petrus.
Diketahui, Nur Cholis Madjid merupakan salah satu tokoh pembaharu Islam. Dalam perjalanannya, pria yang akrab disapa oleh Cak Nur ini, merupakan mantan ketua umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) dua periode dan juga pendiri Universitas Paramadina.
Cak Nur juga dikenal sebagai tokoh yang rajin menulis, salah satu karyanya yang paling populer yaitu buku ‘Islam Doktrin dan Peradaban, dan Tradisi Islam’. (Citizen Rep: Eka Gusti)