Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membentuk tim intelijen industri kreatif. Tim tersebut akan bekerja menelisik setiap kecamatan terkait potensi-potensi ekonomi kreatif kewilayahan.
Kepala Bidang Perindustrian, Disperindag Tangsel, Ferry Payacun menjelaskan, pihaknya segera membentuk tim intelijen bidang industri di semua kecamatan. Minimal satu kecamatan satu orang untuk mengawasi dengan mendata secara konkrit apa saja yang ada di lokasi. “Secepatnya saya bentuk tim intelijen yang akan diturunkan ke lapangan di setiap kecamatan. Mereka akan memantau secara teliti setiap wilayah apa potensi dan yang perlu dikembangkan ke depan,” katanya.
Data yang akan diambil diantaranya, jumlah penduduk di satu wilayah, potensi masyarakat dalam pengembangan industri kreatif. Apakah sudah ada? Jika sudah ada, apakah sudah berkembang atau masih stagnan? “Ini yang akan dicari oleh tim di lapangan sebagai bahan untuk evaluasi bagi Disperindag untuk mengambil kebijakan,” paparnya.
Intelijen bukan hanya dalam pertahanan, tapi sudah merambah pada pertahanan industri. Intelijen ini juga akan bertugas kekuatan pasar industri kreatif di Tangsel. Produk-produk apa saja yang didominasi oleh warga dalam menunjang kebutuhan hidup atau hanya sekedar kebutuhan sekunder.
“Manfaatnya tim intelijen ini akan mampu memantau pangsa pasar di lingkup lokal, bila perlu pantau regional dan nasional. (Memantau) Apa yang sedang dibutuhkan masyarakat sekarang dalam aspek industri kreatif, misalkan tas atau hanya cenderamata dan bagaimana modelnya. Itu nanti akan dikaji,” sebut Ferry.
Satu kecamatan, ada satu petugas yang dibekali dengan surat resmi. Tentu namanya intelijen sifatnya sembunyi dan rahasia. Sementara hingga kini, tengah melakukan pemetaan wilayah diantaranya Pondok Aren di Kelurahan Jurang Manggu Barat ada industri komveksi, Setu ada makanan khas Keranggan dan industri cangkang telur.
“Untuk di Serpong dan Serpong Utara industri cenderamata kokoru dan kue-kue, termasuk juga Ciputat kue-kue rumahan. Ciptim adalah industri mainan anak-anak seperti truk yang terbuat dari kayu dan Kecamatan Pamulang, di Kelurahan Kedaung ada Kampung Tempe,” tambah ia.
Sekdis Disperindag Tangsel, Malik Kuswari menjelaskan, saat ini sudah membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang masing-masing beranggotakan 10 orang dengan total kelompok sebanyak 30 dengan 300 orang. Mereka terbagi di 7 kecamatan bidikan baru kalangan remaja.
“Ibu Walikota mengharapkan melalui bidik baru kalangan remaja yang dibekali ilmu industri kreatif dapat melahirkan sebesar 30 persen dari total 300 orang. Tapi kami berupaya mencapai 40 persen,” katanya.
Jika ingin maju, maka dibutuhkan wirausaha sebanyak 2 persen dari jumlah penduduk. Indonesia baru 1,6 persen, Singapura sudah 7 persen, Jepang sudah 11 persen. Sedangkan tingkat lokal Tangsel pelaku usahanya bidang industri masih minim sekali.
“Di Tangsel kami hitung belum mencapai 1 persen dari jumlah penduduk. Baru nol koma saja. Ini yang kami upayakan kedepan,” tandasnya. (Kor)