Perobohan gedung kembar di pusat pembelanjaan Bintaro, Pondok Aren, Tangsel yang dijadwalkan pagi ini selesai, ternyata tidak sesuai dengan perkiraan alias molor. Awalnya pembongkaran gedung ini dijadwalkan dari pukul 10 malam tadi hingga 07.00 WIB pagi ini.
Pantauan tangerangonline.id di lapangan pukul 09.00 WIB, gedung tua tersebut masih tetap berdiri kokoh. Beban 150 karung yang berisikan 1 ton setiap karungnya untuk dinaikkan di atas gedung tidak tampak sesuai dengan targetan. Sebelumnya Engineering Manager PT Wahana Infonusa, Muhammad Zaims mengatakan, bahwa 150 ton pasir itu akan menghabiskan waktu selama 9 jam untuk dinaikan ke atas gedung tersebut. Namun hingga kini gedung berlantai 17 ini tak kunjung roboh.
Atas permasalahan itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) masih memberikan waktu selama 90 hari dari perijinan untuk melakukan perobohan gedung.
“Kita memberikan kurun waktu dari proses perizinan kemarin itu kurang lebih selama 90 hari,” ujar Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany, Sabtu (15/10/2016).
Pihak ketiga pelaksana perobohan juga belum bisa memberikan kepastian siang atau malam untuk melanjutkan perobohan gedung yang menggunakan metode pelemahan bangunan dengan cairan kimia ini.
Diketahui, dini hari tadi Walikota Airin mendatangi lokasi pembongkaran gedung bersama Kapolres Tangsel AKBP Ayi Supardan dan Ketua Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Tateng Djajasudarman untuk memantau pelaksanaan pembongkaran secara langsung di lokasi.
Airin menjelaskan, bahwa terdapat tahapan pada pembongkaran gedung tua ini yaitu dengan memberikan beban sebanyak 100 ton pasir.
“Sebetulnya ada beberapa proses tahapan yang TABG yang lebih paham dari pengalamannya yang sudah mereka lalui dan ternyata ditemui titik proses yang lebih aman dengan menggunakan beban. Satu kantong berisi 1 ton pasir yang dinaikan dan diletakan di bagian sentralnya dan mencapai beban 100 ton dengan harapan bisa runtuh ke bawah dan jika tidak, bebannya ditambah hingga 150 ton,” jelas Airin.
Selain itu, Ketua TABG Tateng Djajasudarman mengatakan, ada perubahan metode pembongkaran gedung dari awalnya menggunakan metode wreak ball kemudian diubah dengan cara memberikan beban pasir sebanyak 100 ton.
“Sekarang ada penyempurnaan metode pembongkaran, sebelumnya breking ball sekarang menggunakan beban jadi lebih aman dan di perkirakan 4 jam kedepan sudah ada perubahan tapi seandainya tidak terjadi, ada penambahan beban,” ujar Tateng.
Airin kembali berharap pembongkaran gedung tua itu bisa segera diselesaikan agar tidak membahayakan warga. (Tan)