Home Berita Menpar Minta Integrasikan Sistem Untuk Capai Target 15 Juta Wisman

Menpar Minta Integrasikan Sistem Untuk Capai Target 15 Juta Wisman

0

Guna mendorong percepatan pertumbuhan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, pengelola bandara yang wilayahnya menjadi destinasi prioritas diminta meningkatkan bandaranya menjadi bandara Internasional yang harus dikelola dengan standar world class.

Tujuannya untuk mendukung program 10 destinasi prioritas pariwisata dengan target wiswan sebanyak 15 juta orang pada tahun 2017.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya saat melakukan kunjungan kerja di Kantor Pusat AirNav Indonesia di Jalan Ir. Juanda, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Batuceper, Neglasari, Kota Tangerang, Jum’at (7/4/2017).

“Saat ini kita itu kekurangan 2 juta seat penerbangan. Kalau ingin tercapai target 15 juta wisman tahun ini. Kita tahu bahwa Airnav ini sangat penting dalam hal air conectivity, oleh karenanya kita berdiskusi dan mencari solusi bagaimana agar yang 2 juta ini bisa terpenuhi tahun ini,” kata Arief.

Ia pun menyarakan supaya ada transformasi bisnis melalui transformasi teknologi untuk mencapai target wisman dengan memperbaiki infrastruktur.

“Yang paling penting, karena pariwisata itu ekosistem air connectivity. Kalau ekosistem ini tidak diintegerasikan maka pengambilan keputusan akan sangat lambat. Masalahnya, ketika orang (maskapai) minta slot time selalu lama,” ujar Arief.

“Salah satu caranya adalah dengan diintegerasikan, jadi airport hub dengan Airnav ini harus ada sistem yang terintegerasi. Sehingga pengambilan keputusannya yang sangat cepat untuk memberikan slot time (kepada maskapai),” sambungnya.

Menurut Arief, percepatan 10 destinasi prioritas menjadi destinasi utama kelas dunia, maka bandara pada destinasi itu harus memiliki airport internasional.

“Jadi itu tidak ada tawar-menawar lagi, kecuali tidak mau menetapkan dia sebagai destinasi kelas dunia,” tegasnya.

Ia mencontohkan, salah satu destinasi di Sumatera Utara yakni Danau Toba. Apabila wisman ingin ke Danau Toba, mereka harus ke Kualanamu dan dari Kualanamu ke Danau Toba itu bisa memakan waktu hingga 6 jam.

“Wisman sudah tidak mau dengan itu. Di sana (Danau Toba) ada Bandara Silangit, kita harus membangun Bandara Silangit sebagai bandara Internasional. Itu sedang dilakukan oleh Angkasa Pura II,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto menyatakan, pihaknya mendukung program Kementerian Pariwisata dengan bekerjasama dengan pengelola bandara dan regulator.

“Kami sangat mendukung, ini tidak bisa sendiri, tetapi kita harus bekerja sama dengan operator bandara, dengan regulator kerja sama juga dengan maskapai supaya bisa menaikan kapasitas dengan cara menggunakan sistem baru yang sekarang sedang dibangun,” kata Novie.

Kedepannya lanjut Novie, akan ada pengaturan air traffic flow management. “Apabila semuanya berjalan lancar, hal ini dapat mendorong percepatan untuk program 10 destinasi prioritas,” tandasnya. (Rmt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here