Pengamat Militer dan Intelijen, Dr Susaningtyas Kertopati, memberikan pendapatnya soal peristiwa kecelakaan alutsista TNI AD yang terjadi beberapa waktu lalu.
Sungguh sangat ironis sekali, dalam waktu dekat ada dua kejadian kecelakaan Alutsista TNI AD. Minggu lalu, Sabtu (10/3/18) satu unit Tank M113A1BE tenggelam di Sungai Bogowonto, Purworedjo, Jawa Tengah.
Kemudian, pada Senin, (12/3/18) terjadi kecelakaan laut di perairan Jakarta-Kepulauan Seribu, yang mengakibatkan Kapal Motor Cepat (KMC) milik Kodam Jaya tenggelam.
“Tentu saja, saya tidak setuju bila TNI berlindung dengan kata “musibah” dari semua kejadian kecelakaan alutsistanya,” ujar Dr Susaningtyas Kertopati kepada tangerangonline.id, Rabu (14/3/18).
Menurutnya, dari kedua kejadian tersebut, TNI AD seharusnya segera melakukan upaya investigasi yang holistik. Investigasi itu meliputi indikator manusia, material, misi, media dan manajemen, untuk mengetahui apakah kecelakaan itu karena human error, kesalahan teknis atau faktor cuaca atau bahkan meski kecil kemungkinan adanya kemungkinan sabotase.
Sebab, kata Nuning-begitu sapaan akrabnya, bila kita melihat spesifikasi Kapal KMC buatan PT Tesco yang tenggelam di Pulau Seribu itu ternyata bukan untuk media laut melainkan untuk daerah rawa, danau ataupun pantai.
“Kalau kita mau menggunakan alutsista, tentu kita juga harus mengetahui barang itu untuk apa dan prajurit pengawak betul-betul menguasai alutsista tersebut,” ujar Nuning.
Sementara, kata Nuning, untuk Tank M113A1BE milik Kostrad itu ternyata bukan jenis Amphibi, seyogyanya tidak digunakan untuk menyeberangi sungai, terlebih lagi sungai Bogowonto yang diketahui saat musim hujan, debit air dan arusnya membesar.
Untuk itu, lanjutnya, hal ini perlu diwaspadai apakah faktor human errornya besar? Perlu juga diketahui sejauh mana penguasaan teknis prajurit terhadap alutsista yang diawakinya.
“Jika ada masalah, maka personil pelakunya harus dikenai hukuman dengan pasal merusak alutsista perang milik negara, dan dapat terancam hukuman kurang lebih 10 tahun penjara,” tandasnya. (MRZ)