PT. Krakatau Steel telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menyepakati Direktur Utama masih dijabat Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Direktur Keuangan, Tardi menggantikan Tambok P Setyawati, Direktur SDM dan Pengembangan Usaha dijabat Rahmat Hidayat menggantikan Imam Purwanto, Direktur Produksi dan Teknolog dijabat Wisnu Kuncoro dan Direktur Logistik dijabat Ogi serta Direktur Marketing dijabat Purwono Widodo.
Dalam RUPS pada 18 April 2018 lalu tersebut juga menetapkan susunan Komisaris yaitu, Komisaris Utama I Gusti Putu Wiryawan, Komisaris Independen Roy E Paningkas, Komisaris, Ridwan Djamaludin, Nanang Pamuji Mugasejati serta Dadang Kurnia.
Susunan komisaris dan direksi Krakatau Steel tersebut, direspon protes ratusan massa yang tergabung dalam Front Geger Cilegon (FGC) dengan menggelar unjuk rasa di depan pintu masuk PT. Krakatau Steel, Rabu (26/4/2018).
Massa gabungan yang berasal dari berbagai OKP dan LSM ini, menuntut adanya pembenahan susunan direksi dan komisaris di internal PT. KS, lantaran tidak adanya perwakilan putra daerah Banten di dalamnya.
Direktur Eksekutif Pencinta Lingkungan Cilegon, Ibrohim Aswadi dalam orasinya mengungkapkan sejarah KS atau awalnya pabrik baja Trikora, dimulai dari 1956 hingga 1970. “Banten dipilih dan diberi hadiah oleh founding father bangsa ini yaitu pabrik baja Trikora. Ini penghargaan beliau untuk para pejuang Banten. Ini fakta sejarah yang tidak bisa dilupakan,” tandas Ibrohim.
Masih kata Ibrohim dalam, PT. KS tidak mengajak bicara masyarakat Banten dalam menentukan komposisi komisaris dan direksi KS.
Di akhir orasi Ibrohim menegaskan, pihaknya memberikan waktu tiga hari kepada manajemen PT. Krakatau Steel untuk memperbaiki hasil RUPS.
“Kalau masih tidak ada tanggapan, kami akan berangkat ke Jakarta untuk berdilog dengan Presiden untuk memecahkan masalah ini,” tutur Ibrohim.
Sebanyak 10 perwakilan pengunjuk rasa diterima pihak manejemen untuk menyampaikan aspirasinya. Namun hasil pertemuan tersebut tidak dapat memumaskan pengunjuk rasa lantaran tak tidak ditemui langsung oleh jajaran direksi atau komisaris.
Di bagian lain, adanya unjukrasa tersebut sudah diantisipasi pihak manajemen KS dengan melakukan pengalihan jalur.
“Atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat perubahan jalur tersebut kami selaku
Pengelola Kawasan Industri Krakatau I menyampaikan permohonan maaf yang
sebesar besarnya,” tulis Wisnu Sasongko, superidentent Divisi Industrial Estate KS. (Ed)