Cawapres KH. Ma’ruf Amin mendampingi Joko Widodo optimistisme prosentase elektabilitas pasangannya terus meningkat dari waktu ke waktu menghadapi Pemilu 2019.
Demikiantersebut diungkapkan dalam pertemuannya saat menerima audiensi para Relawan yang tergabung dalam RUHAMA (Relawan Ummat untuk KH. Ma’ruf Amin) yang dipimpin HM. Syarman H. Tjik, kemarin (6/11/2018) di rumahnya Jl. Situbondo Menteng, Jakarta Pusat.
Lebihlanjut dikatakannya, peningkatan prosentase elektabilitas tersebut lantaran dia juga sering banyak turun langsung mendatangi lumbung-lumbung massa, terutama komunitas Nahdatul Ulama (NU) di daerah-daerah. “Pendekatan kepada NU bukan hal yang baru, sekarang lebih intensif lagi, baik kepada NU kultural maupun NU struktural,” katanya dengan semangat.
JokoWidodo memilih KH. Ma’ruf Amin sebagai pasangannya sudah sangat memperhitungkan tingkat elektabilitasnya yang mengalami penggerusan serta daerah-daerah pada Pemilu lalu mengalami kekalahan. “Dalam hal ini tugas saya untuk mendongkrakkan suara pemilih, dititikberatkan memperbaiki elektabilitas pada daerah-daerah kekalahan pak Jokowi pada Pemilu tahun 2014. Alhamdulillah sudah banyak kelihatan hasilnya, tinggal lagi katanya tanpa merinci prosentase dan daerah yang dia maksud.
Pernyataan itu langsung disambut gembira dan senang oleh Kiayi Ma’ruf Amin sa’at berhadapan muka tersebut. “Terimakasih atas kesukarelaan RUHAMA telah ikut untuk memberikan pemahaman kepada masayarakat,” kata Kyai yang juga masih Ketua MUI tersebut.
Syarmansaat itu melaporkan keberadaan RUHAMA yang ia pimpin. RUHAMA terbentuk 17 Agustus 2018 dan dideklarasikan 28 Oktober baru lalu di Jakarta. Menurut Syarman, untuk Sumatera Selatan sudah terbentuk perpanjangan tangan lembaga ini di 17 kabupaten dan kota. Untuk kabupaten dan kota di wilayah Sumbagsel lain, serta daerah Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur dalam bulan Nopember ini akan dideklarasikan. “Kita realistis saja membentuk RUHAMA di daerah mempertimbangkan daerah-daerah yang sudah ready dengan SDMnya, biar mobilitasnya tinggi untuk menghasilkan misi yang telah kita ikrarkan,” katanya dengan tekad.
Menyangkutprogram kerja yang sudah dijadwalkan oleh Komunitas Relawan ini, antara lain, Deklarasi untuk reawan didaerah-daerah. Rakernas Dan Pembekalan Relawan, TOT Relawan Majlis Ta’lim, Pondok Pesantren dan Madrasah, serta Komunitas Masjid, Renungan Syukur Dan Istighfar Akbar Nasional, Festival Sarung Nusantara dan berapa kegiatan lainnya.
Dalam pandangan Drs. H. Azkar Badri, M.Si, Caleg DPR RI dapil Kota Bogor Dan Cianjur Jawa Barat 3 mengatakan, Untuk bergerak maksimal dalam mendulangkan suara pemilih buat pasangan kontestan Capres Dan Cawapres semacam ini, sebetulnya harus sebanyak mungkin hadir Relawan-Relawan militan dan memang dia berkerja untuk kemenangan yang mereka yakini dan mereka dukung. “Lain halnya dengan Parpol pengusung dan pendukung. Mereka ada resiko politik dengan melihat konfigurasi prilaku politik yang ada sekarang ini. Kedua pasangan kontestan yang akan bertarung di April 2019 ini pada level bawah/konstituen tarik-menarik sangat kompetitif,” kata mantan Peneliti Komunikasi Sosial di Lembaga Pemerintah Pusat ini.
“Kedua aliran mazhab pemilih ini akan melahirkan ambivalensi dalam menentukan pilihan para Calon Legislatif, terutama untuk DPR RI. Satu sisi misalnya dia suka memilih si Badu dari partai A. Tapi di sisi lain dia tidak suka partai A karena mencalonkan pasangan Capres dan Cawapres yang tidak dia inginkan”, katanya mengilustrasikan.
“Kondisi rial di lapangan ini, bisa membuat lahir kegamangan parpol pendudukung, hantu lolos dan tidak Parliamentary Threshold (PT) 4 % bisa menggoda. Teori dalam ilmu politik muncul, zero sum game (kalah menang), gambling politik atau Win Win Solution, cari cara aman. Untuk gambling, pokoknya dengan cara maksimalisasi dan terbuka lebar caleg si Badu berkampanye juga harus pemilih memilih paket Capres Dan Cawapres yang diusung parpolnya”, katanya lebih detail. “Maukah, usungannya terpilih. Tapi partainya tidak mempunyai Perwakilan di DPR RI. enak kalau keduanya didapatinya,” kata azkar dengan analogi Buah Simalakama. (Ed)