
Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Kota Tangerang menggelar diskusi kepemudaan di Hotel Pakons di Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang, Minggu (27/10/2019).
Diskusi kepemudaan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda ini dihadiri sedikitnya 100 orang peserta yang terdiri dari BEM se-kota Tangerang dan organisasi kepemudaan.
Adapun tema dalam diskusi ini adalah ‘Peran dan Tantangan Pemuda dalam Menghadapi Ancaman Radikalisme’.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang, Gatot Wibowo mengatakan, diskusi kepemudaan tersebut bertujuan untuk memberikan pendidikan politik kepada pemuda dan dapat terhindar dari paham radikalisme.
“Intinya, kita ingin PDI Perjuangan sebagai salah satu parpol ikut terlibat di dalam pendidikan politik yang selama ini hanya dimonopoli oleh Kesbangpol, kita biasanya juga hanya internal, hari ini kita lebih luaskan ke masyarakat umum fungsi Parpol. Isu yang kita angkat bertepatan dengan sumpah pemuda yang saya rasa cukup pas,” kata Gatot.
Menurut Gatot, saat ini ancaman terbesar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah paham radikalisme. Oleh karenanya, pada peringatan Sumpah Pemuda tahun ini pihaknya kembali mengingatkan betapa pentingnya pemahaman tentang Pancasila.
“Apa yang disebut radikalisme ini kan tentang aksi kekerasan mengatasnamakan kelompok, agama, dan lain-lain. Menganggap paham dia yang paling benar, padahal founding father sudah final, sudah tidak ada lagi ideologi diatas Pancasila karena NKRI memiliki latar belakang banyak agama dan suku, jadi Pancasila sudah paripurna,” jelas Ketua DPRD Kota Tangerang priode 2019 – 2024.
Lebih jauh Gatot menjelaskan, saat ini masih ada upaya-upaya untuk mengganti ideologi Pancasila. Isu ini mulai berkembang sejak bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP) ditiadakan
dari sekolah-sekolah.
Dirinya pun meminta agar Pemerintah Kota Tangerang kembali meningkatkan pendidikan Pancasila. Salah satunya kembali memasukkan PMP ke dalam kurikulum sekolah.
“Pemda (Kota Tangerang) harus menggalakkan tentang sosialisasi kebangsaan, leading sektornya Kesbangpol untuk pendidikan politik. Saya juga sudah sampaikan tentang pendidikan Pancasila harus ditingkatkan. Kalau menurut saya, (PMP) memang harus kembali diajarkan di sekolah-sekolah, pendidikan dasar bahkan di universitas juga ditanamkan wawasan kebangsaan,” tutur Gatot.
Gatot juga berharap agar pemuda Kota Tangerang lebih dewasa dalam menyebarkan informasi, terlebih yang dapat menimbulkan perpecahan.
“Saya berharap pemuda ini mampu mencerna, misalnya ada isu informasi dicerna apalgi menyangkut persoalan bangsa. Berharap bila ada isu-isu persoalan bangsa tolong dicek kebenaran informasi, disaring lebih dalam, jangan langsung membenarkan. Jadi pemuda hari ini harus lebih cerdas dalam menyaring informasi berita,” imbuhnya.
Ketua DPD KNPI Kota Tangerang Uis Adi Dermawan menyampaikan aspirasi penyelenggaraan diskusi kepemudaan yang digelar PDIP Kota Tangerang. PDIP merupakan satu-satunya partai yang konsisten memfasilitasi ruang diskusi pemuda atau mahasiswa untuk membahas persoalan yang ada.
Menurut Bung Uis, sapaan akrabnya, Radikalisme merupakan suatu pemahaman yang mengakar, yang menjadi bahaya jika pemahaman tersebut sempit yaitu menggap pemahamannya paling benar dan menyalahkan pemahaman orang lain baik itu pemahaman pada suatu kelompok entitas maupun golongan Suku, Bangsa, termasuk juga Agama dan Ras.
“Saya melihat Pemuda Indonesia khususnya Kota Tangerang, secara realitas mulai lupa akan kepribadiannya dirinya sebagai bangsa yang beragam, lupa akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia,” kata dia.
Oleh karenanya lanjut Uis, merefleksi kembali sejarah perjuangan pemuda Indonesia mulai dari Perhimpunan Indonesia di Belanda, berdirinya Budi Utomo, sampai pada Puncak Perjuangan Pemuda pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
“Dengan persatuan atas keberagaman ini pula Indonesia akan menjawab tantangan Indonesia kedepan termasuk Radikalisme,” tandasnya. (Rmt)