Perkara Lurah Benda Baru Saidun yang mengamuk di ruang Kepala SMAN 3 Tangsel di Jalan Benda Timur, Benda Baru Pamulang, kemarin (16/7) lantaran ia tersinggung atas ucapan kepala sekolah yang menuding dirinya mencalokan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru).
Saat dihubungi redaksi tangerangonline.id via telepon, Saidun menjelaskan, awal mula ia tersulut emosi hingga menendang benda dan makanan di atas meja sekaligus.
“Memang ada bahasa, pak lurah ada apa sih ko bantuin masyarakat sampai gini bener, jangan-jangan ada apa-apanya dibelakang? bahasa itu yg saya gak terima. Jadi seolah-olah saya bantuin orang ini saya minta bayaran, kan salah. Kalo staf saya kan gak mungkin,” jelasnya.
Saidun juga alasan mengapa ia berurusan dengan pihak sekolah. Bermula dirinya ingin membantu anak dari stafnya yang ingin masuk di SMAN 3 Tangsel.
“Iya staf saya, anaknya. Minta tolong. Yang penting kata saya, mekanismenya ditempuh. Cuma 2 siswa,” sebutnya.
Kendati nasi sudah menjadi bubur, Saidun juga tak ingin perkara ini melebar. Ia pun ditemani perangkat daerah dan tokoh masyarakat meminta maaf kepada pihak sekolah atas perbuatannya.
“Iya tadi di sekolahan (Jumat, 17/7/2020). Didampingi pak Camat, Sekcam, Kepala BKPP dan H. Yoyok sebagai tokoh masyarakat,” ujarnya.
Terkait perkara yang sudah dilaporkan ke pihak polisi, Saidun mengatakan dari hasil musyawarah dengan pihak SMAN 3 Tangsel selesai secara kekeluargaan.
“Hasil kesepakatan akan dicabut secara kekeluargaan saja,” imbuhnya.
Sementara, Kepala SMAN 3 Tangsel Aan Sri Analiah saat ditemui oleh awak media menilai, Lurah Benda Baru yang mengamuk di ruang kerjanya lantaran mendapat desakan dari masyarakat yang ingin ditolong olehnya.
“Biasa masalah PPDB, mungkin karena merasa beliau juga ingin membela rakyatnya, kemudian ingin titipannya di akomodir,” katanya.
Meski demikian, perseteruan dengan Lurah Benda Baru sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Alhamdulillah dengan di mediasi oleh aparat pemerintah, beliau sudah meminta maaf sampai berkali-kali,” ucapnya. (Red)