Hingga hari ini, gencatan senjata antara kelompok perlawanan Palestina (Hamas) dengan Israel masih berlangsung. Kedua belah pihak masih bernegosiasi tentang pembebasan sandera antara kedua belah pihak. Hamas mengklaim bahwa Israel belum menyepakati persyaratan yang diberikan Hamas kepada Isreal terkait pembebasan sandera.
Ketidakpastian terus berlangsung untuk menghentikan pertempuran di Gaza ditengah warga Palestina yang terkepung dan berharap mendapat penangguhan hukuman dari Israel. Dalam gencatan senjata yang berlangsung seminggu ini, Hamas dan Israel berharap ada pertukaran tawanan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan, setidaknua ada 7.000 orang masih hilang dan lebih dari 36.000 warga Palestina terluka akibat gempuran Israel. Gaza adalah sebuah kota di Palestina yang berada di jalur Gaza yang merupakan kota terbesar sejak abad ke-15 sebelum masehi (SM). Harakat al-Muqawwamatul Islamiyah (Hamas) yang didirikan Sheikh Ahmad Yasin pada 1987 adalah gerakan perlawanan Islam Sunni dan nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan Zionis Israel diwilayah tersebut..Gerakan Hamas ini percaya bahwa kebangkitan mereka adalah titik masuk utama untuk membebaskan seluruh tanah Palestina dari sungai ke laut.
Melihat kondisi rakyat Palestina yang menderita dan terus digempur Zionis Israel, sebagai sesama umat muslim, Pimpinan Majelis Ta’lim Al-Hajj Karawaci Tangerang, Hajjah Anna Magdalena Tarigan (Anna Tarigan) menggelar “Doa dan zikir, mengetuk pintu langit Indonesia untuk Palestina, di Masjid At Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Rabu (29/11/23).
Awalnya, kata Anna, doa dan zikir mengetuk pintu langit Indonesia ini hanya mengundang kalangan terbatas yang berasal dari wilayah DKI Jakarta dan hanya mengundang ketua-ketua majelis taklim saja.
“Namun, ternyata diluar ekspektasi, yang hadir ada 200 majelis taklim wilayah DKI Jakarta. Tadinya hanya 500, ternyata yang hadir ada 1.000 lebih jamaah,” terang Anna Tarigan, ketika ditemui tangerangonline.id di Masjid At-Tin.
Ia mengaku prihatin atas kondisi rakyat Palestina. Ironisnya, kata Anna, Palestina tidak mendapat perlindungan dan dukungan dari pimpinan negara-negara adikuasa di dunia, meski teriakan memerdekakan Palestina sudah membahana oleh masyarakat ke seluruh penjuru dunia.
“Dunia sudah berteriak-teriak, didengar, tapi, tidak ada action atau tindak lanjutnya, apa yang menjadi tuntutan mereka. Jadi, kami dari majelis taklim Al-Hajj ini, berpikir, kalau begitu caranya, kami lebih baik mengetuk pintu langit, meminta kepada Allah SWT, mungkin dengan cara ini, insyaallah doa kami dikabulkan,” tuturnya.
Dengan hadirnya ribuan jamaah itu, Anna menyampaikan apresiasinya kepada jamaah yang hadir dan berjuang dengan kondisi saat ini. Karena mereka dengan sukarela datang dnegan menumpang kendaraan umum, menyewa angkutan kota (Angkot), menyewa bus, naik motor. “Apalagi saya mengadakan acara, disaat waktunya anak-anak sedang bersekolah dan hari kerja dan saya tak menyangka ada ribuan jamaah hadir,” ucap artis film yang namanya masih berkibar hingga saat ini.
Ia menyampaikan, Majelis Taklim Al-Hajj ini dibentuk secara tidak sengaja dan mendapat restu dari Muhammad Hisham Kabbani atau Syaikh Muhammad Hisham al-Kabbani yang merupakan Sufi muslim Lebanon-Amerika terkemuka. Syaikh itu menandatangani lukisan kain Kiswah (kain yang menutupi Ka’bah) untuk diberikan kepada majelis ta’lim Al-Hajj sebagai bentuk dukungan.
“Acara ini bisa mengundang jamaah yang banyak, bukan karena saya, tapi karena kebarokahan Syaikh Muhammad Hisham yang masih keturunan Rasulullah SAW. Saya bersyukur sekali bahwa beliau mau meresmikan Majelis Ta’lim Al Hajj itu melalui tandatangan dilukisan kain kiswah ka’bah yang saya pajang dirumah saya. Wallahu alam bisawab, mudah-mudahan inilah kebarokahan dari keturunan Rasulullah SAW,” kata Anna.
Ia menceritakan, undangan doa dan zikir ini disebar hanya memakan waktu satu minggu dan persiapan hanya menelan waktu dua hari dan pihaknya bersyukur diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelenggarakan acara itu.
Usai menggelar acara untuk Palestina ini, Anna berharap kedepan dapat menggelar acara majelis ta’lim akbar secara besar-besaran yang mengundang seluruh tokoh agama.
“Pengen bikin zikir terbanyak manusianya di Monas, yang bisa masuk dalam Guinnes World Record (buku yang berisi koleksi rekor dunia). Saya pengen kayak gitu, gitu loh, yang dicetuskan oleh majelis al-hajj, dimana para ulama dan habib berkumpul dan berdoa bersama, itu luar biasa, dan mudah-mudahan acara hari ini menjadi pintu awalnya, ” ujarnya.
Dalam acara doa dan zikir untuk Palestina itu, terkumpul donasi dari para jamaah yang hadir sebesar Rp 25 juta dan donasi akan terus mengalir, karena donasi yang diberikan tak tertampung. Bahkan ada jamaah yang maju kedepan menyerahkan emas untuk membantu warga Palestina.
“Banyak yang melakukan dengan cara mentransfer melalui rekening bank, tapi tak bisa dilayani, karena durasi acara yang begitu pendek. Kalaupun nanti ada sumbangan tambahan akan dialihkan ke tempat lain, jadi majelis Al Hajj siap membantu Palestina dan donasi itu akan kita salurkan untuk masyarakat Palestina,” beber Anna
Presiden Majelis Dzikir RI-1, Habib Salim Jindan Baharun, yang memberikan atusiah dalam acara itu, mengatakan, pihaknya sangat bangga dengan penyelenggaran doa dan zikir yang dipimpin majelis ta’lim Al Hajj, Anna Tarigan. Ia berharap ibu-ibu seluruh Indonesia menjadi khadijah-khadijah Allah SWT dalam menggerakkan dan mengetuk pintu langit untuk Palestina.
“Semoga doa dan dzikir mengetuk pintu langit dibawah pimpinan ibu Anna Tarigan, Allah kabulkan. Kami selaku Presiden Majelis Dzikir RI-1, ikut mendukung, ikut bangga dan bahkan mengucap terimakasih yang luar biasa, karena doa-doa anak bangsa, jujur telah menggerakan pintu hati untuk mendukung Palestina. Sepanjang Palestina belum merdeka kita masih membutuhkan doa-doa anak bangsa dan membutuhkan bantuan dan sumbangsih pikiran,” pungkas Presiden Majelis Dzikir RI-1, Habib Salim Jindan Baharun. (MRZ).