Prapatan Duren menjadi jalan yang sering dilewati warga Tangerang Selatan, khususnya Ciputat.
Sedangkan riwayat, nama jalan yang memiliki empat persimpangan ini berasal dari sebutan warga setempat terhadap Pohon Durian yang dijaga Mandor Sian pada masa lalu.
“Warga yang namain, karena disini dulu ada pohon durian,” ujar Narun, warga setempat.
Narun sudah tinggal di prapatan duren semenjak tahun 1964. “Pas saya lahir sudah disebut prapatan duren,” ungkap Narun.
Rohim, Ketua RT 5, RW 1, Kelurahan Sawah, menjelaskan, sebelum tahun 1990, prapatan duren adalah jalanan sepi yang hanya dilewati delman.
“Dulu ada 3 pohon duren, 1 besar, 2 kecil. Pas pelebaran jalan tahun 1998, pohonnya mati kemudian ditebang. Tapi tetap disebut prapatan duren,” Jelas Rohim.
Rohim menambahkan, pohon durian kala itu tumbuh subur dengan buah yang banyak. Pohon tersebut dirawat dan dijaga oleh mandor bernama Sian yang meninggal tahun 1970.
“Pohon durennya sudah ada dari dulu, gak tahu siapa yang menanam,” tambah ketua RT yang memiliki usaha ikan hias itu.
Tidak hanya pohon durian, prapatan duren menjadi jalan yang ditumbuhi oleh banyak pohon lainnya seperti pohon melinjo dan pohon asem.
Pada tahun 1970, prapatan duren mulai dilewati oleh mobil-mobil pribadi. Kemudian, angkutan umum masuk tahun 2000.
Prapatan duren terdiri dari 4 simpangan menuju Pasar Ciputat, Jombang dan BSD, Bintaro serta Pondok Ranji.
Saat ini, prapatan duren menjadi jalanan yang rawan macet ketika pagi dan sore hari. “Kalau pagi dan sore pasti ada polisi dan dinas perhubungan yang bantu mengatur jalan,” ujar pria berumur 63 tahun itu. (Ayu)
Akhirnya tau juga sejarah penamaan perempatan duren. Thanks