Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu, didampingi Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin dan para pejabat Kemhan lainnya, berkunjung ke India dalam rangka acara “Dialog Raisina” di New Delhi, India, Kamis (18/1/2018).
Dalam dialog tersebut, Menhan Ryamizard, menyampaikan, bahwa, saat ini dunia sedang menghadapi empat isu krusial yang dapat mengganggu keamanan kawasan. Empat isu krusial tersebut masing-masing, yaitu kondisi Korea Utara, perkembangan Laut Cina Selatan, isu trilateral pengamanan Laut Sulu dari potensi ancaman ISIS, serta perkembangan krisis Rohingya.
Saat ini, kata Menhan Ryamizard, dunia masih diwarnai dengan adanya empat isu aktual keamanan serius yang perlu mendapatkan perhatian bersama.
Terkait isu ketegangan di semenanjung Korea, Menhan Ryamizard, mengajak semua pihak untuk tidak terprovokasi dengan situasi yang justru dapat memicu eskalasi konflik. Bersama-sama PBB, Menhan mengajak semua pihak untuk dapat mengambil langkah-langkah produktif dalam menekan Korea Utara, agar dapat lebih menghormati hukum dan norma serta tatanan internasional.
Di sisi lain, lanjut Menhan, situasi ketegangan Laut Cina selatan yang sudah cenderung mereda dan membaik perlu terus dipelihara.
“Indonesia juga memandang untuk mengapresiasi niat baik China yang sudah membuka diri dan berkeinginan untuk bekerja sama dalam memperkuat arsitektur keamanan di kawasan,” tutur Ryamizard.
Menurut Menhan Ryamizard, ancaman yang sangat nyata pada saat ini dan memerlukan perhatian dan tindakan bersama yang konkret dan serius adalah bahaya terorisme dan radikalisme. Sebab, ancaman tersebut bersifat lintas negara dan memiliki jaringan serta kegiatan yang tersebar dan tertutup. Sehingga, dalam penanganannya sangat memerlukan penanganan kolektif melalui kolaborasi kapabilitas dan interaksi antarnegara yang intensif, konstruktif, dan konkret.
Dikatakan Menhan, di kawasan Asia Tenggara, di Filipina Selatan, misalnya, telah dijadikan sebagai salah satu basis kekuatan ISIS yang ikut memicu aksi-aksi teror lain di kawasan Asia Tenggara. Guna mengatasi potensi ancaman terorisme dan radikalisme ini, lanjut Menhan, Indonesia bersama Filipina dan Malaysia telah mengambil langkah-langkah kerja sama melalui pembentukan platform kerja sama trilateral di Laut Sulu yang diisi dengan kegiatan patroli bersama.
Soal krisis Rohingya di Myanmar, menurut Menhan Ryamizard, saat ini diperlukan penanganan bersama di kawasan yang tepat sasaran, karena kalau tidak ditangani dengan benar, bisa dimungkinkan mereka di rekrut ISIS.
“Bila tidak ditangani dengan baik dan benar, para pengungsi yang rapuh, dapat direkrut kelompok ISIS untuk memperkuat jaringannya,” ungkapnya.
Di India, selain memberi materi kunci dalam dialog tersebut, Menhan Ryamizard juga bertemu dengan Menhan India Nirmala Sitharaman, Jum’at, (19/1/2018 hari ini.( MRZ)